Selasa 08 Nov 2022 00:01 WIB

Ajak Anies Keliling Indonesia, Nasdem: Representasi Perubahan

Nasdem, Demokrat, dan PKS batal mendeklarasikan koalisi pada 10 November.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh berjabat tangan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam acara Deklarasi Calon Predisen (capres) Partai Nasdem di Nasdem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022). Partai Nasdem resmi mengusung Anies Baswedan menjadi capres dalam perhelatan Pilpres 2024 mendatang. Republika/Prayogi.
Foto: Republika/Prayogi.
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh berjabat tangan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam acara Deklarasi Calon Predisen (capres) Partai Nasdem di Nasdem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022). Partai Nasdem resmi mengusung Anies Baswedan menjadi capres dalam perhelatan Pilpres 2024 mendatang. Republika/Prayogi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya menuturkan partainya akan mengajak Anies Baswedan berkeliling ke sejumlah provinsi di Indonesia. Menurutnya, itu menjadi bentuk konsolidasi nasional antara Anies dengan masyarakat.

"Ini bagian dari proses konsolidasi, tapi bagaimana menyatukan frekuensi memang Pak Anieslah yang menjadi simbol perubahan itu. Pak Anieslah representasi dari perubahan itu sendiri, tentu terlihat bagaimana animo publik," ujar Willy di ruangannya, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (7/11/2022).

Baca Juga

Sambutan masyarakat terhadap Anies disebutnya sangat positif. Setelah Sumatra Utara, Partai Nasdem akan mengajak Anies ke Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

"Apa kepentingan yang lebih besar? Adalah bagaimana membuat Pak Anies maju sebagai capres karena itu sebangun dan sejalan dengan kehendak publik dan emosi publik yang begitu besar dengan gelombang perubahan," ujar Willy.

Kendati demikian, ia mengatakan, ketiga partai belum mencapai kata sepakat soal calon wakil presiden (cawapres) untuk Anies Baswedan. Sehingga deklarasi koalisi tak akan diikuti dengan pengumuman pasangan capres-cawapres.

"Kita mencoba rasional, kita mencoba realistis, kita mencoba membuka diri secara lebih luas, tapi setidaknya tiga modal dasar ini. Bagaimana kemudian cawapres suka atau tidak suka, senang atau tidak senang kita bisa jadikan elemen surprise," ujar Willy.

Indekstat Research and Data Science merilis hasil survei terkait opini publik terhadap sosok-sosok yang berpotensial menjadi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Salah satunya adalah keterkaitan antara kepuasan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan elektabilitas Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

Sebelum itu, dijelaskan bahwa mayoritas responden puas terhadap kinerja Jokowi, yakni sebesar 67,9 persen. Sedangkan 29,7 persen menyatakan bahwa mereka tak puas terhadap kinerja mantan wali kota Solo itu.

Dari 67,9 persen yang puas terhadap Jokowi, 43,5 persen akan memilih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Sedangkan 18,1 persen memilih Anies, dan 27,5 persen lainnya menjawab Prabowo.

Adapun dari 29,7 persen yang tak puas dengan kinerja Jokowi, 40,3 persen mengaku akan memilih Anies. Sedangkan Prabowo (30,5 persen) dan Ganjar (19,0 persen). "Untuk sekitar 29,7 persen masyarakat yang tidak puas dengan kinerja Jokowi, mayoritas memilih Anies dan Prabowo. Lebih condong memilih Anies dan Prabowo," ujar Rikola.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement