REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan memantau sejumlah lintasan penyeberangan utama pada masa angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022/2023. Direktur Transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Junaidi mengatakan ada 11 lintas pantauan nasional pada masa angkutan Nataru tahun ini.
“Area ini harus diantisipasi karena akan terjadi peningkatan pelaku perkalanan seperri di Toba dan kemudian juga di Padangbai-Lembar serta Kayangan-Pototano,” kata Junaidi dalam diskusi ASDP Indonesia Ferry, Kamis (3/11/2022).
Kesebelesan lintasan tersebut yakni Merak-Bakauheni, Ketapang-Gilimanuk, Padangbai-Lembar, Kayangan-Pototano, Sibolga-Nias, dan Ajibata-Ambarita. Begitu juga dengan lintasan Tanjung Api Api-Tanjung Keluan, Bajoe-Kolaka, Bitung-Ternate, Hunimua-Waipirit, dan Kuoang-Rote.
“Di 11 lintasan pemantauan ini, kami memang prediksi dibandingkan 2019 ada penurunan trafik tapi kalau dibandingkan 2021 dan 2022 akan mengalami kenaikan signifikan,” ujar Junaidi.
Bersasarkan survei potensi mobilitas pergerakan masyarakat pada Nataru 2022/2023 yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub, Junaidi mengatakan potensi pergerakan nasional pada Nataru 2022/2023 tahun ini mencapai 22,4 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
“Angka 22,4 persen ini setara dengan 60,6 juta orang. Sementara lerjalanan Jabodetabek sebanyak 12,3 persen atau 7,5 juta orang,” tutur Junaidi.
Junaidi menambahkan, untuk angkutan Nataru tahun ini harus segera disiapkan. Khususnya untuk kesiapan sarana prasarana yang harus dipersiapkan dengan baik, termasuk yang menggunakan moda transportasi penyeberangan.
Dia menuturkan akan ada dua waktu puncak arus mudik Nataru 2022/2023 untuk yang ada di moda transportasi darat termasuk penyeberangan. “Puncak arus mudik Nataru diprediksi pada 24 dan 25 Desember 2022 dan yang kedua pada 31 Desember 2022 dan 1 Januari 2023. Kita harus antisipasi untuk perjalanan nataru dan wisata,” ungkap Junaidi.