Kamis 03 Nov 2022 14:43 WIB

Badan Pangan Nasional Minta Bulog Segera Impor Kedelai Mulai 50 Ribu Ton

Bulog ditugaskan mengurus cadangan stok beras, jagung, dan kedelai.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Pengrajin menunjukkan kedelai impor. ilustrasi
Foto: Prayogi/Republika.
Pengrajin menunjukkan kedelai impor. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (NFA) meminta Perum Bulog segera melakukan importasi kedelai untuk penyediaan stok cadangan pangan pemerintah (CPP). Importasi masih akan menjadi opsi pengadaan cadangan kedelai sembali menunggu peningkatan produksi dalam negeri.

"Bulog diminta siapkan secepatnya. Seharusnya sudah dari dulu," kata Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi kepada Republika.co.id, Rabu (3/11/2022).

Baca Juga

Arief mengatakan, sebetulnya sejak Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 48 Tahun 2016 terbit, Bulog sudah ditugaskan untuk mengurus cadangan stok untuk komoditas beras, jagung, dan kedelai. Beleid itu mengatur tentang penugasan kepada Bulog dalam rangka ketahanan pangan nasional.

Namun nyatanya hingga saat ini, Bulog baru mampu mengelola cadangan beras. Adapun setelah pemerintah menerbitkan Perpres Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) menjadi momentum untuk memperkuat kembali fungsi Bulog dalam menjalankan tugas terhadap tiga komoditas itu.

Soal target impor kedelai, Arief enggan menyebut rinci. "Mulai dari 50 ribu ton juga sudah baik," katanya.

Beras, jagung, dan kedelai memang menjadi fokus pemerintah saat ini untuk merealisasikan adanya CPP yang dikelola oleh Bulog. Sedangkan komoditas lainnya akan ditugaskan kepada BUMN Pangan lainnya sesuai kebijakan dari Badan Pangan Nasional.

Sementara itu, Perum Bulog menuturkan tengah memproses importasi kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri khususnya perajin tahu dan tempe. Importasi tersebut dilakukan setelah pemerintah resmi menerbitkan aturan pembentukan cadangan pangan yang salah satunya untuk komoditas kedelai.

Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, menuturkan, kedelai yang diimpor akan disesuaikan dengan spesifikasi yang dibutuhkan oleh para perajin tahu dan tempe. "Benar saat ini Bulog sedang dalam proses untuk impor kedelai," kata Awaluddin di Jakarta, Rabu (2/11/2022).

Hanya saja, ia belum menjelaskan lebih detail ihwal jumlah dan asal negara impor kedelai. Ia menuturkan, skema pengadaan dan penyaluran kedelai impor juga masih dibahas apakah akan bersifat komersial atau penugasan.

Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional, rata-rata nasional harga kedelai biji kering impor hingga Kamis (3/11/2022), sebesar Rp 14.350 per kg. Harga tertinggi terdapat di Sulawesi Utara sebesar Rp 16.970 per kg dan terendah di Jakarta Rp 12.960 per kg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement