Senin 31 Oct 2022 14:59 WIB

Airlangga Dinilai Sukses Selesaikan Misi dalam Lawatannya ke Amerika Serikat

Jokowi memuji Airlangga sebagai salah satu tokoh yang punya jam terbang tinggi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) berjabat tangan dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam pertemuan bilateral, di Markas Besar PBB, New York, pada Rabu (26/10/2022) waktu setempat.
Foto: Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) berjabat tangan dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam pertemuan bilateral, di Markas Besar PBB, New York, pada Rabu (26/10/2022) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing memuji kesuksesan dalam kunjungan kerja Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ke Amerika Serikat. Menurut Emrus, Airlangga berhasil menunjukkan kemampuannya selama lawatan ke Negeri Paman Sam dengan hasil luar biasa.

Pertama, sosok Airlangga berhasil membawa misinya ke PBB dan diterima langsung oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di Markas Besar PBB di New York, tengah pekan lalu. Emrus menegaskan, tidak semua tokoh atau pemimpin suatu negara bisa diterima langsung oleh Sekjen PBB. Sebab, pertemuan pemimpin pemerintahan bisa berimplikasi besar.

Baca Juga

“Kenapa Airlangga Hartarto bisa diterima dengan baik? Tentu karena PBB sebagai institusi besar dan Sekjen PBB yang kharismatis memiliki penilaian sendiri tentang Airlangga Hartarto. Baik sebagai pemimpin partai dan seorang menko yang sangat dipercaya oleh Presiden Jokowi,” tutur Emrus dalam keterangan, Senin (31/10/2022).

Emrus menambahkan, Airlangga yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar ini juga sukses menyelesaikan misinya untuk mendapatkan dukungan pada seluruh program yang dibawa sebagai perwakilan RI. Bahkan, Airlangga berhasil mendapatkan dukungan, bukan hanya dari kalangan swasta, tetapi juga pemerintahan AS.

Menurut dia, keberhasilan ini membuktikan sosok Ketum Golkar piawai dalam melakukan lobi-lobi dan meyakinkan orang atau lembaga yang ditemuinya. “Kita tahu, tidak mudah bicara bisnis dan ekonomi dengan para pejabat AS, tetapi Airlangga Hartarto mampu melakukan perannya dengan baik. Itu tentunya juga karena pengalamannya yang panjang di pemerintahan maupun dari aspek kepemimpinannya di Partai Golkar," tegas Emrus.

Pengajar Pascasarjana UPH mengamini pujian Presiden Joko Widodo yang menyebut Airlangga Hartarto sebagai salah satu tokoh yang memiliki jam kerja tinggi. Sebelumnya, pada puncak acara HUT ke-58 Partai Golkar, Jokowi menyebut Airlangga sebagai salah satu sosok yang memiliki jam terbang tinggi.

Menurut Jokowi, jam terbang tinggi dibutuhkan pemimpin Indonesia di masa depan. Bagi Emrus, seribu persen dia setuju dengan pujian Presiden Jokowi.

"Dalam skala 1 sampai 1.000 persen, saya 1.000 persen setuju dengan pernyataan itu," ujarnya.

Terbukti, di bawah komando Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), pandemi Covid-19 di Indonesia bisa ditangani dengan baik bersamaan dengan pemulihan ekonomi yang sangat cepat. Emrus menilai, sosok Airlangga yang masih memiliki darah keturunan dari salah satu kiai besar di Jawa Tengah, Kiai Ageng Gribig ini sebagai figure yang cerdas, pandai, piawai meyakinkan orang lain dengan tidak sekadar asal bicara tetapi berbasis data.

"Intinya, Airlangga Hartarto ini benar-benar sosok yang berkualitas. Inilah sebenarnya tokoh yang dibutuhkan negeri ini, bukan yang sekadar popular dan tinggi elektabilitasnya," kata Emrus.

Emrus menyayangkan saat ini banyak lembaga survei mencoba ‘memanipulasi persepsi’ di ruang publik dengan menokohkan orang berdasarkan pada tingkat popularitas dan elektabilitasnya. Menurutnya, seharusnya, mulai dibangun narasi yang mengedepankan aspek kinerja untuk menjadi pemimpin masa depan di Indonesia. Emrus mengakui Airlangga adalah sosok yang tidak terpengaruh dengan hasil survei elektabilitas dan terus membuktikan kinerjanya.

“Prinsipnya, dia fokus bekerja, melaksanakan amanat presiden, berupaya maksimal meningkatkan ekonomi masyarakat dan perekonomian negara. Bagi saya itu yang jauh lebih penting dibanding melakukan pencitraan untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas di survei," tegas Emrusnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement