Ahad 30 Oct 2022 20:10 WIB

Muhammadiyah Siapkan Kader Multitalenta Songsong Generasi Emas Masa Depan

Ada 20 kali perkaderan yang dilakukan dengan menyewa tempat di hotel.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Fakhruddin
Majelis Pendidikan Kader (MPK) PP Muhammadiyah melakukan peletakan batu pertama gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Nasional Perkaderan Muhammadiyah di Kulonprogo, Yogyakarta, pada Sabtu (29/10).
Foto: Muhammadiyah
Majelis Pendidikan Kader (MPK) PP Muhammadiyah melakukan peletakan batu pertama gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Nasional Perkaderan Muhammadiyah di Kulonprogo, Yogyakarta, pada Sabtu (29/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Majelis Pendidikan Kader (MPK) PP Muhammadiyah melakukan peletakan batu pertama gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Nasional Perkaderan Muhammadiyah di Kulonprogo, Yogyakarta, pada Sabtu (29/10). Gedung tersebut, yang berdiri di atas lahan seluas 7.000 meter persegi, adalah bentuk ikhtiar menyemaikan kader persyarikatan.

Ketua MPK PP Muhammadiyah, Ari Anshori menyampaikan, gedung tersebut di antaranya bertujuan untuk menjadi tempat pelatihan bagi para kader persyarikatan. Selama ini, dia mengatakan, pelatihan kebanyakan diselenggarakan dengan menyewa tempat milik orang lain.

Baca Juga

"Ada 20 kali perkaderan yang dilakukan dengan menyewa tempat di hotel. Maka kalau kita punya sarana prasarana sendiri, mengapa tidak. Jadi ke depannya, gedung itu punya sendiri. (Lokasinya) dekat bandara, dan bisa juga untuk menginap," tutur dia kepada Republika.co.id, Ahad (30/10).

Ari juga menjelaskan, Muhammadiyah memiliki model perkaderan yang dinamai Sistem Perkaderan Muhammadiyah (SPM). Di dalam sistem ini terdapat antara lain materi ideologi Muhammadiyah, pengembangan wawasan, sosial-kemanusiaan, kepemimpinan organisasi, dan materi tambahan lain yang bersifat kontemporer.

Berbagai hal tersebut, lanjut Ari, adalah kompetensi yang harus dimiliki setiap kader Muhammadiyah. Dia memaparkan, tujuan perkaderan ini adalah demi terbentuknya kader Muhammadiyah yang berjiwa Islam berkemajuan, mempunyai integritas dan kompetensi untuk berperan dalam persyarikatan, kehidupan umat, dinamika bangsa, dan global.

"Termasuk juga kompetensi dalam dunia politik, digital, militer, tentu ini harus update wawasannya. Juga kompetensi pada bidang kemanusiaan, kebencanaan dan tanam-menanam agar mengetahui bagaimana menjaga lingkungan," jelasnya.

Agar kader Muhammadiyah memiliki kompetensi pada kepemimpinan organisasi, Ari mengatakan, ada forum Ideologi Politik dan Organisasi (Ideopolitor). Juga agenda program yang disusun sebagai persiapan dalam melahirkan kader yang tangguh, berkompeten, dan profesional sehingga mereka punya bekal yang matang dan siap di mana saja.

"Dan tentunya supaya Muhammadiyah di masa yang akan datang terus tumbuh berkembang di abad kedua perjalanan persyarikatan," tuturnya.

Ari menekankan, Muhammadiyah juga mempersiapkan kader yang multitalenta. Hal ini berdasarkan hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) ke-5 yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Selasa 18 Oktober 2022 lalu.

Ia mengungkapkan, tantangan di era sekarang ini ialah perlunya mempersiapkan kader yang kompatibel sesuai zamannya dan berkarakter seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW. Di masa mendatang, Muhammadiyah tentu akan dilihat dari bagaimana kadernya. Kader yang multitalenta harus dipersiapkan sesuai kebutuhan zaman.

Ari juga menyampaikan, Muhammadiyah perlu memiliki banyak konglomerat. "(Karena) Muhammadiyah belum banyak memiliki multiusahawan, konglomerat," ujarnya.

Karena itu, perguruan tinggi Muhammadiyah harus melahirkan kader-kader Muhammadiyah dari setiap program studi yang telah disesuaikan dan diselaraskan dengan kebutuhan di era berkembangnya teknologi saat ini.

"Merdeka Belajar harus kita respons. Kebutuhan generasi Z ini juga perlu direspons oleh kader-kader kita. Karena kita ingin 2030 nanti kita sudah siap, nanti generasi emas, maka kita harus songsong itu," kata dia.

Ari mengingatkan, Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang multitalenta. Beliau SAW adalah pemimpin militer, bisnis, politik, dakwah, sosial, syariat, dan keluarga. "Maka program-program studi yang ada (di perguruan tinggi Muhammadiyah) supaya menyentuh Merdeka Belajar, supaya mereka match dengan perkembangan zaman," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement