Kamis 20 Oct 2022 07:46 WIB

IDAI Imbau Masyarakat Tetap Tenang, Kenali Tanda Awal Gangguan Ginjal Akut

Salah satu tanda awal gangguan ginjal akut adalah berkurangnya BAK secara mendadak.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Friska Yolandha
Apoteker menunjukkan obat sirop di salah satu apotek di Arcamanik, Kota Bandung, Rabu (19/10/2022). Kementerian Kesehatan menginstruksikan seluruh apotek yang beroperasi di Indonesia untuk sementara ini tidak menjual obat bebas dalam bentuk sirop ke masyarakat. Instruksi tersebut dikeluarkan sebagai kewaspadaan atas temuan gangguan ginjal akut progresif tipikal yang mayoritas menyerang usia anak di Indonesia. Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Apoteker menunjukkan obat sirop di salah satu apotek di Arcamanik, Kota Bandung, Rabu (19/10/2022). Kementerian Kesehatan menginstruksikan seluruh apotek yang beroperasi di Indonesia untuk sementara ini tidak menjual obat bebas dalam bentuk sirop ke masyarakat. Instruksi tersebut dikeluarkan sebagai kewaspadaan atas temuan gangguan ginjal akut progresif tipikal yang mayoritas menyerang usia anak di Indonesia. Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada menyikapi perkembangan investigasi terkait penyebab gangguan ginjal akut progresif atipikal secara cepat. Ini berkaitan perkembangan investigasi Kementerian Kesehatan dan Badan POM terkait penyebab gangguan ginjal akut progresif atipikal secara cepat.

"Masyarakat hendaknya tetap tenang dan waspada terhadap gejala gangguan ginjal akut progresif atipikal ini," ujar Piprim dalam keterangannya, Rabu (19/10/2022).

Baca Juga

Piprim mencontohkan, salah satu tanda awal gangguan ginjal akut ini yakni  berkurangnya atau tidak adanya buang air kecil secara mendadak.

Dia pun mengimbau masyarakat untuk sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi tenaga kesehatan. Langkah ini dilakukan sampai didapatkan hasil investigasi menyeluruh oleh Kemenkes dan Badan POM.

"Kemudian yang ketiga sebaiknya mengurangi aktivitas anak-anak khususnya balita yang menyebabkan risiko infeksi seperti dalam kerumunan, ruang tertutup tidak menggunakan masker dan lain-lain," ujarnya.

Sebelumnya, Piprim juga mengimbau tenaga kesehatan menghentikan sementara peresepan obat sirup yang diduga terkontaminasi etilen glikol atau dietilen glikol sesuai hasil investigasi Kementerian Kesehatan dan Badan POM.

"Kedua, bila memerlukan obat sirup khusus misalnya obat anti epilepsi atau lainnya yang tidak dapat diganti sediaan lain, harap konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau konsultan anak," ujar Piprim dalam keterangannya, Rabu (19/10/2022).

Piprim mengatakan, jika diperlukan, tenaga kesehatan juga dapat mempersiapkan obat pengganti yang tidak terdapat dalam daftar dugaan obat terkontaminasi atau dengan jenis sediaan lain. Dia mencontohkan jenis obat yang dimasukkan ke dalam anus (suppositoria) atau dapat mengganti dengan obat puyer dalam bentuk tunggal atau monoterapi.

Namun demikian, Piprim menegaskan, peresepan obat puyer tunggal hanya boleh dilakukan oleh dokter. "Dengan memperhatikan dosis berdasarkan berat badan, kebersihan pembuatan dan tata cara pemberian," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement