Selasa 18 Oct 2022 20:35 WIB

Ada 28 Negara Jadi Pasien IMF, Wapres: Mudah-mudahan Indonesia Tidak

Ma'ruf mengatakan, perekonomian Indonesia saat ini masih tetap stabil dan terjaga.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Maruf Amin saat menyapa langsung masyarakat Indonesia di Singapura di Kedutaan Besar Indonesia di Singapura, Selasa (18/10).
Foto: BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin saat menyapa langsung masyarakat Indonesia di Singapura di Kedutaan Besar Indonesia di Singapura, Selasa (18/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan hingga saat ini sekitar 28 negara yang menjadi 'pasien' atau mendapat bantuan dari Dana Moneter Indonesia (IMF). Bantuan dana IMF ini untuk memperbaiki perekonomian negara-negara tersebut.

"Menurut informasi sekarang ini sudah ada 28 negara menjadi pasien IMF, mudah-mudahan Indonesia tidak. Tidak menjadi pasien IMF," ujar Ma'ruf saat menyapa langsung masyarakat diaspora Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura, Selasa (18/10/2022).

Ma'ruf mengatakan, perekonomian Indonesia saat ini masih tetap stabil dan terjaga. Meskipun pandemi Covid-19 melanda selama hampir tiga tahun, Indonesia bisa menjaga stabilitas perekonomian.

"Kita diterpa pandemi itu lebih dari 3 tahun. Alhamdulilah kita bisa menjaga stabilitas walaupun turun tapi tidak seperti yang lain," ujarnya.

Dia menyampaikan Indonesia tetap berupaya bertahan di tengah tantangan krisis global yang diprediksi terjadi pada 2023 mendatang mulai dari krisis ekonomi, pangan hingga energi.

"Alhamdulilah kita sampai hari ini termasuk negara yang cukup baik, pertumbuhan ekonomi kita sekitar lima persen, inflasi kita juga 4,9 belum sampai lima persen, sedangkan yang lain di atas tujuh persen enam persen dan sebagainya," ujarnya.

"Sekarang kita sedang melakukan upaya lebih kuat lagi, tagline kita seperti saudara saudara tahu, Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat," ujarnya.

Karenanya, dalam kesempatan itu, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini meminta masyarakat diaspora di Singapura untuk turut memberikan  sumbangan ilmu pengetahuan maupun pemikiran, khususnya untuk pelaku bisnis di tanah air. Saat ini, Pemerintah mendorong penguatan dan peningkatan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Sebagai salah satu bantalan ekonomi Indonesia, kata Ma'ruf, Pemerintah ingin pelaku UMKM bisa naik kelas.

"Saya berharap dengan situasi ekonomi dunia saat ini, masyarakat diaspora itu bisa menjadi bagian dari solusi serta membawa citra baik Indonesia dalam arti bisnis," ujarnya.

Dia juga meminta masyarakat diaspora Indonesia di Singapura membantu memasarkan produk dalam negeri di pasar global.

"Saya berharap diaspora ini menjadi perantara yang bisa memasarkan produk produk kita di luar negeri," kata Ma'ruf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement