REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Kebumen, Gus Fachrudin Achmad Nawawi menyampaikan, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sedang mengalami guncangan yang luar biasa. Hal ini karena ada beberapa petinggi Polri yang tersangkut kasus pelanggaran hukum.
"Menurut saya ini mengakibatkan citra yang kurang baik bagi Polri. Maka harus dibenahi secara total di internal Polri. Pembenahan harus dilakukan secara menyeluruh, dan saya mendukung penuh upaya Kapolri membenahi Polri agar menjadi lebih baik lagi," kata dia kepada Republika.co.id, Ahad (16/10/2022).
Gus Fachrudin mengatakan, Kapolri harus tegas dalam melakukan langkah-langkah pembenahan.
"Jangan pandang bulu dalam menangani anggota yang terkena kasus, apalagi kasus narkoba yang menjadi musuh kita semua, judi online, dan sebagainya," tutur Pengasuh Ponpes Al Hasani Kebumen itu.
Dengan ditetapkannya salah satu petinggi Polri inisial TM, menurut Gus Fachrudin, tentu hal tersebut menjadi pukulan berat bagi Polri.
Polri yang seharusnya mengayomi dan melayani masyarakat, serta teladan bagi masyarakat, malah tersangkut kasus pelanggaran hukum.
"Saya pribadi, prihatin dengan kejadian-kejadian yang saat ini dialami Polri. Untuk itu saya juga mendukung penuh Kadiv Propam yang baru, dalam menindak anggota-anggotanya yang melanggar hukum," ungkapnya.
Gus Fachrudin juga setuju dengan Presiden Joko Widodo yang memberi penekanan soal keseharian dan gaya hidup polisi.
Gus Fachrudin mengingatkan polisi untuk tidak bermewah-mewahan dalam gaya hidup dan kesehariannya. Ini hal penting yang harus dilaksanakan oleh seluruh jajaran Polri.
"Jangan bermewah-mewahan, seperti yang kemarin sudah diarahkan Pak Presiden kepada jajaran kepolisian, baik pejabat tinggi Polri, Kapolda, Kapolres dan polisi di seluruh wilayah Indonesia. Karena kemarin baru diundang pejabat Polri, Kapolda, Kapolres ke Istana Negara, diundang langsung oleh bapak Presiden," jelasnya.
Gus Fachrudin menuturkan, harapan masyarakat terhadap Polri itu masih ada selama Kapolri tegas dalam menindak anggota-anggota yang melanggar hukum. Contoh terbaru terkait kasus narkoba yang menyeret salah satu petinggi Polri.
"Karena narkoba kita tahu adalah musuh bersama. Maka Kapolri jangan segan-segan untuk menindaklanjuti, untuk segera menyidangkan secara etika. Bahkan kemarin saya sudah dengar sendiri dipecat dengan tidak hormat yang bersangkutan," tuturnya.