Ahad 09 Oct 2022 14:18 WIB

Ketua Komisi X Sayangkan Sikap PSSI atas Tragedi Kanjuruhan

Rencananya FIFA akan berkantor di Indonesia selama proses-proses tersebut.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Muhammad Fakhruddin
Seorang suporter Arema FC (Aremania) berdoa di depan pintu tribun 12 Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022).
Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Seorang suporter Arema FC (Aremania) berdoa di depan pintu tribun 12 Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Selasa (4/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda menyayangkan sikap PSSI yang dianggap merasa tidak bersalah dalam tragedi Kanjuruhan, Sabtu malam 1 Oktober 2022 lalu. Dia menyebut, semestinya federasi juga harus bertanggung jawab.

"Saya menangkap PSSI tidak merasa bersalah, padahal panpel dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) kan bagian dari tubuh mereka sendiri. Yang mengatur dan merencanakan kan PSSI," ujar Huda, Ahad (9/10/2022).

Baca Juga

Selain itu dirinya pun mengungkapkan, menurutnya bukan hal yang relevan jika tragedi Kanjuruhan ini dikait-kaitkan dengan sanksi FIFA. Narasi tersebut seolah-olah mengaburkan fakta bahwa tragedi Kanjuruhan adalah tragedi kemanusiaan.

"Saya tidak setuju ada pihak-pihak yang mengaitkan tragedi (Kanjuruhan) ini dengan potensi sanksi FIFA. Itu tidak relevan. Itu namanya tidak ada solidaritas, tidak mengerti bahwa tragedi ini adalah tragedi kemanusiaan," tegas Huda.

Di akhir, Politisi Fraksi PKB ini meminta agar PSSI melakukan perbaikan tata kelola sepak bola di Indonesia. Tragedi Kanjuruhan ini menurutnya adalah cambuk, bahwa sepak bola Indonesia perlu berbenah.

"Harus ada perubahan sistemik bagi masa depan pengelolaan sepak bola kita. Ini tragedi terburuk abad ke-21 dalam konteks sepak bola. Kejadian ini harus menginspirasi perubahan total tata kelola sepak bola Indonesia," jelasnya.

Sebelumnya, dalam upaya memperbaiki pengelolaan sepakbola di tanah air Presiden Jokowi akan berkolaborasi membentuk tim transformasi bersama FIFA. Rencananya FIFA akan berkantor di Indonesia selama proses-proses tersebut. Namun menariknya, Jokowi tidak spesifik menyebut PSSI dalam kerjasama tersebut.

"Akan dilakukan langkah-langkah kolaborasi antara FIFA, AFC, dan pemerintah Indonesia," terang Jokowi.

“Yang pertama, membangun standar keamanan stadion untuk stadion-stadion yang ada di negara kita Indonesia,” ucapnya.

Lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta itu menekan kan pentingnya standar dan prosedur pengamanan agar tidak salah dalam penanganan suporter yang datang ke stadion.

Yang kedua, memformulasikan standar protokol dan prosedur pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian berdasarkan standar keamanan internasional,” imbuh Jokowi.

Tidak hanya itu, Presiden Jokowi juga mengatakan akan mengajak baik itu klub maupun suporter untuk memberikan saran dan masukan dan melakukan komitmen bersama.

“Yang ketiga, kita juga akan bersama-sama melakukan sosialisasi dan diskusi dengan klub-klub bola di Indonesia, termasuk perwakilan suporter untuk mendapatkan saran dan masukan, serta komitmen bersama,” terangnya.

Lebih lanjut, poin kerjasama yang lainnya terkait dengan jadwal pertandingan yang harus di perhitungan secara matang guna meminimalisir resiko kerusuhan maupun kerusuhan.

“Yang keempat, tentang pengaturan jadwal pertandingan yang memperhitungkan potensi-potensi risiko yang ada,” ucapnya

“Serta yang kelima, pendampingan dari para ahli di bidangnya. Nanti Presiden FIFA akan datang ke Indonesia pada Oktober atau November untuk berdiskusi dengan pemerintah,” kata Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement