REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia (SSI) Abdul Hakim melihat ada keinginan dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) untuk meningkatkan efek elektoral dari langkah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024. Hasil survei SSI menunjukkan, meski menguasai 10 persen kursi di parlemen, Nasdem belum mampu menembus lima besar sebagai partai yang akan meraup suara terbanyak dalam Pemilu 2024 mendatang.
Di sisi lain, Anies memiliki daya elektoral cukup besar sebagai capres 2024. Menurut survei yang dilakukan SSI, Anies berada di urutan ketiga elektabilitas tertinggi dengan persentase 20,8 persen.
"Maka dari itu, menurut pandangan saya, langkah cepat Nasdem mengusung Anies tak lepas dari keinginan untuk mendapatkan efek elektoral," kata Hakim di Jakarta, Senin (3/9/2022).
Selain untuk menggenjot efek elektoral, Abdul menilai diusungnya Anies Baswedan sebagai capres Partai NasDem karena sekitar dua pekan lagi Anies sudah tidak memiliki jabatan publik lagi. Masa bakti Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta akan habis pada 16 Oktober 2022.
DPP Partai Nasdem resmi mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden untuk Pilpres 2024. Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh mengumumkan hal tersebut di Ballroom NasDem Tower, Jakarta, Senin.
Melalui perjalanan dan pemikiran yang cukup lama, kata dia, Partai Nasdem akhirnya memutuskan Anies Baswedan sebagai capres usungannya.
"Inilah kenapa akhirnya NasDem melihat seorang sosok Anies Rasyid Baswedan. Kami mempunyai keyakinan, pikiran-pikiran dalam perspektif baik secara makro maupun mikro sejalan," kata Surya Paloh.