Ahad 02 Oct 2022 15:39 WIB

Lima Hal tentang Gas Air Mata yang Harus Diketahui

Gas air mata dapat berujung pada gagal napas.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham Tirta
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). Polda Jatim mencatat jumlah korban jiwa dalam kerusuhan tersebut sementara sebanyak 127 orang.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk ke lapangan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam (1/10/2022). Polda Jatim mencatat jumlah korban jiwa dalam kerusuhan tersebut sementara sebanyak 127 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Toga Aditama mengatakan, ada lima hal yang perlu diketahui tentang gas air mata. Salah satunya, bahan kimia yang dapat menimbulkan dampak pada kulit, mata, dan saluran napas.

"Pertama, beberapa bahan kimia yang digunakan pada gas air mata dapat saja dalam bentuk chloroacetophenone (CN), chlorobenzylidenemalononitrile (CS), chloropicrin (PS), bromobenzylcyanide (CA), dan dibenzoxazepine (CR)," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (2/10/2022).

Baca Juga

Kedua, dia melanjutkan, secara umum dapat menimbulkan dampak pada kulit, mata, paru, dan saluran napas. Ketiga, gejala akutnya di paru dan saluran napas dapat berupa dada berat, batuk, tenggorokan seperti tercekik, batuk, bising mengi, dan sesak napas.

"Pada keadaan tertentu dapat terjadi gawat napas/respiratory distress," katanya.

Masih tentang dampak di paru, ia menyebutkan, mereka yang sudah punya penyakit asma atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), maka kalau terkena gas air mata dapat terjadi serangan sesak napas akut yang bukan tidak mungkin berujung di gagal napas alias respiratory failure.

Keempat, selain di saluran napas maka gejala lain adalah rasa terbakar di mata, mulut, dan hidung. Lalu dapat juga berupa pandangan kabur dan kesulitan menelan. Juga dapat terjadi semacam luka bakar kimiawi dan reaksi alergi.

Terakhir, walaupun dampak utama gas air mata adalah dampak akut yang segera timbul, ternyata pada keadaan tertentu dapat terjadi dampak kronik berkepanjangan.

"Hal ini terutama kalau paparan berkepanjangan, dalam dosis tinggi dan apalagi kalau di ruangan tertutup," ujarnya.

Sebanyak 127 orang menjadi korban tewas dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang. Korban yang tewas itu terdiri dari suporter Arema FC dan anggota polisi.

"Telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota Polri," ujar Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta kepada wartawan di Polres Malang, Ahad (2/10/2022).

Nico mengatakan, yang meninggal di dalam stadion ada 34 orang. Sementara itu, korban lainnya meninggal di rumah sakit pada saat proses pertolongan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement