Kamis 29 Sep 2022 01:07 WIB

Pengelolaan Kementerian Nadiem Dinilai Membahayakan

JPPI nilai pengelolaan yang dilakukan Mendikbudristek membahayakan.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji (tengah)
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, menilai pengelolaan kementerian seperti yang dilakukan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, membahayakan. Di mana Nadiem memiliki "tim bayangan" beranggotakan ratusan orang di luar kementerian yang yang bekerja sebagai product manager, software engineer, dan data scientist.

"Bahaya ini, pengelolaan kementerian kok dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan pakai tim bayangan pula," ujar Ubaid kepada wartawan, Rabu (28/9/2022).

Baca Juga

Menurut Ubaid, dengan adanya tim tersebut publik patut bertanya-tanya apa yang terjadi dengan sumber daya manusia (SDM) di Kemendikbudristek. Dia menilai, SDM di Kemendikbudristek sejatinya sudah banyak dan melimpah. Bahkan, tak sedikit yang sudah bergelar profesor dan doktor.

"Apa mereka tidak bisa kerja, lalu harus pake tim bayangan?," kata Ubaid.

Langkah tersebut dia nilai menunjukkan ketidakpercayaan Nadiem terhadap aparatur sipil negara (ASN) di Kemendikbudristek. Dia mengatakan, dalam mengelola kekuasaan Nadiem semestinya tidak boleh arogan. Semua hal harus dilakukan secara transparan dan akuntabel dari segala aspek.

"Bikin program apa, sumber dananya dari mana, melibatkan siapa, dampaknya bagaimana, dan seterusnya. Itu semua harus partisipatif dan inklusif, jangan dilakukan dengan suka-suka tanpa dasar dan pertanggungjawaban," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement