REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istri Azyumardi Azra, Ipah Farihah, mengungkapkan pelajaran yang diambil dari sosok almarhum selama hidup. Pertama, suaminya dikenal sebagai pekerja keras. Sejak menikah sampai akhir hayat, kerja keras almarhum tidak pernah hilang.
“Kerja kerasnya tidak pernah turun, selalu konstan, termasuk dalam kegiatan menulis,” kata Ipah di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (20/9/2022).
Selain kerja keras, Azyumardi juga dikenal sebagai sosok yang sangat sederhana. Saking sederhananya, Ipah sulit mengikutinya. “Bapak sangat sederhana sampai saya sulit mengikuti kesederhanaannya. Kenapa sulit? Karena saya menginginkan Bapak nyaman, mungkin dengan ada hal-hal yang lebih baik,” ujarnya.
Ipah menjelaskan suaminya juga sangat mandiri. Almarhum tidak ingin merepotkan keluarga. Segala kebutuhannya dia siapkan seorang diri. “Dia sangat mandiri dalam arti dia melakukan sesuatu sendiri. Misal, mau pergi, dia menyiapkan pakaian hingga obat sendiri,” ucapnya.
Salah satu pesan yang sering disampaikan almarhum kepada keluarga adalah selalu hangat menerima wartawan. Sebagai orang yang pernah menjadi wartawan, almarhum merasakan sulitnya mencari narasumber. “Bapak pernah menjadi wartawan. Mencari narasumber itu susah sekali, itu yang sering disampaikan. Makanya, sering wartawan ke rumah dan beliau sangat hangat menyambut mereka,” tambahnya.
Sebelumnya, jenazah Azyumardi Azra tiba di TMP Kalibata pada pukul 08.30 WIB. Peti jenazah diselimuti oleh bendera merah putih dan sanak saudara menggiring almarhum hingga liang lahat. Dalam proses pemakaman, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menjadi inspektur upacara pemakaman. Sebelum tiba di TMP Kalibata, jenazah disholatkan di Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.