Kamis 01 Dec 2022 12:30 WIB

Almarhum Azyumardi Azra Terima Penghargaan Life Achievement Filantropi

Azyumardi melakukan banyak kajian filantropi di UIN Syarif Hidayatulllah.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
eks rektor UIN Syarif Hidayatullah, Prof Azyumardi Azra.
Foto: dok Republika
eks rektor UIN Syarif Hidayatullah, Prof Azyumardi Azra.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Indonesia Fundraising Award (IFA) 2022 memberikan penghargaan Life Achievement Filantropi kepada almarhum Prof Azyumardi Azra karena mendorong gerakan filantropi inklusif untuk menguatkan kohesi sosial di Tanah Air. Azyumardi merupakan eks rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat yang wafat pada 18 September 2022.

Ketua Dewan Juri IFA 2022, Ahmad Juwaini mengatakan, Azyumardi layak mendapatkan penghargaan tertinggi di dunia filantropi Indonesia. Pasalnya, jauh sebelum gerakan filantropi tumbuh subur di Indonesia, Azyumardi sudah melakukan banyak kajian filantropi dan kedermawanan di UIN Syarif Hidayatullah.

"Sangat besar perhatiannya di dunia filantropi jauh sebelum ramainya kegiatan filantropi di Indonesia, awal tahun 90-an UIN dengan dimotori Prof Azyumardi sudah punya banyak kajian tentang kedermawanan. Saat itu beliau bersama Prof Amelia Fauziah banyak terlibat dalam kajian filantropi," katanya dalam keterangan di Jakarta, Kamis (1/12/2022).

Penyerahan penghargaan Life Achievement Filantropi kepada almarhum Azyumardi diterima oleh anak keduanya, yakni Firman dalam puncak acara IFA 2022 di Hotel Arosa, Bintaro, Kota Tangerang Selatan, Rabu (30/11/2022) malam WIB. Juwaini mengatakan, UIN yang dipimpin Azyumardi kerap mengadakan kajian serta mengundang para aktivis untuk berbincang tentang gerakan  filantropi.

"Selain itu kita bisa juga baca tulisan-tulisan beliau di berbagai media tentang kedermawanan dan filantropi serta perhatian terhadap kegiatan zakat infak dan sedekah di Indonesia," katanya.

Selain itu, menurut Juwaini, Azyumardi juga langsung terjun ke dunia filantropi dengan bergabung sebagai Dewan Pembina Dompet Dhuafa. Juwaini menyebutkan, hadirnya Azyumardi sebagai Dewan Pembina Dompet Dhuafa membuat interaksi dengan dunia filantropi semakin intens.

"Kami banyak diajak berdiskusi intens, beliau memberikan banyak masukan dan perbaikan bagi dunia filantropi dan upaya penggalangan dana masyarakat dan umat ini begitu menjadi consern(perhatian) beliau. Benar kata pepatah, hilangnya seorang alim juga hilangnya ilmu yang ada padanya. Dunia filantropi amat kehilangan dengan wafatnya beliau," ujar Juwaini.

Firman, anak kedua dari Azyumardi, mengatakan sang ayah adalah sosok pekerja keras dan profesional dalam bidangnya. "Kami berterima kasih atas penghargaan yang diterima oleh sang ayah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement