Senin 19 Sep 2022 19:29 WIB

Guru Swasta Minta Masa Kerja Dipertimbangkan dalam Seleksi PPPK

Guru swasta minta pengkajian kebijakan Permenpan RB No 20 Tahun 2022.

Guru mengajar.  Guru swasta yang tergabung dalam Forum Guru Belum Passing Grade dan Belum Ikut Tes 2021 (FGBPGDBT) meminta pemerintah agar mempertimbangkan masa kerja mereka dalam seleksi PPPK 2022.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Guru mengajar. Guru swasta yang tergabung dalam Forum Guru Belum Passing Grade dan Belum Ikut Tes 2021 (FGBPGDBT) meminta pemerintah agar mempertimbangkan masa kerja mereka dalam seleksi PPPK 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah guru swasta yang tergabung dalam Forum Guru Belum Passing Grade dan Belum Ikut Tes 2021 (FGBPGDBT) meminta pemerintah agar mempertimbangkan masa kerja mereka dalam seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2022. "Masa kerja kami sebagai guru swasta perlu dipertimbangkan, karena berdasarkan Permenpan RB terbaru itu masa kerja kami tidak dipertimbangkan dan kami harus mendaftar sebagai pelamar umum," ujar Wakil Ketua FGBPGDBT Kusnadi, di Jakarta, Senin (19/9/2022).

Kondisi itu, menurut dia, berbeda dengan guru honorer di sekolah negeri, yang mana masa kerja turut dipertimbangkan dengan ketentuan minimal mengajar selama tiga tahun. Padahal, lanjut dia, pada seleksi PPPK tahap satu dan tahap dua tidak ada ketentuan masa kerja guru swasta tidak masuk dalam pertimbangan.

Baca Juga

Oleh karena itu, pihaknya meminta pemerintah agar mengkaji kembali kebijakan tersebut yang tertuang di dalam Permenpan RB Nomor 20 Tahun 2022 tentang Mekanisme Baru Perekrutan ASN PPPK Guru. "Hari ini, kami menyampaikan pada PGRI terkait persoalan yang dihadapi para guru swasta ini," kata dia.

Kusnadi menambahkan bahwa munculnya aturan tersebut menyulitkan para guru swasta untuk ikut seleksi PPPK. Padahal, kondisi mereka sudah membuat akun pada 2021 lalu, tetapi belum lolos passing grade dan belum ikut tes.

"Kami saat ini berada dalam kondisi tidak aman, karena kami harus dimasukkan ke pelamar umum," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement