Rabu 14 Sep 2022 06:40 WIB

PMI Rentan Terpapar Terorisme, BNPT Imbau WNI di San Francisco Waspada

Keterlibatan PMI dalam terorisme sudah terjadi di Singapura dan Hong Kong.

Pekerja migran Indonesia (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Pekerja migran Indonesia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Kepala BNPT Komjen Pol. Boy Rafli Amar menjelaskan, Pekerja Migran Indonesia (PMI) lebih rentan terpapar dan terlibat dalam pendanaan terorisme. Hal ini didorong oleh beberapa faktor diantaranya minimnya kemampuan literasi digital dan pengetahuan terkait bahaya radikal terorisme, serta kemunculan platfrom komunikasi baru dan new payment method seperti metaverse dan kriptokurensi.

“Karena sifatnya yang transnasional, perkembangan ancaman radikal terorisme dan pendanaan terorisme sangat dipengaruhi dinamika perkembangan lingkungan strategis baik secara global, maupun nasional, yang membawa implikasi secara langsung maupun tidak langsung,” kata Kepala BNPT dalam Consular Talk #4 bersama Konjen RI untuk San Francisco, Prasetyo Hadi, dan diaspora WNI di San Farncisco, dilansir pada Rabu (14/9/2022).

Baca Juga

Keterlibatan PMI dalam terorisme sudah terjadi di Singapura dan Hong Kong. Selain terlibat dalam pendanaan, di antara mereka juga ada yang terlibat dalam perencanaan bom bunuh diri. Selain itu sampai dengan tahun 2022, masih terdapat Foreign Terrorist Fighters (FTF) Indonesia yang berada di zona konflik Irak dan Siria. 

Mereka merupakan korban propaganda ideologi terorisme yang anti NKRI, pro ideologi transnasional, kerap menggunakan narasi agama sebagai landasan untuk bersikap intoleran, eksklusif, bahkan melakukan aksi kekerasan. 

Dengan jumlah data tentang keterlibatan PMI dalam terorisme di luar negeri, Boy Rafli mengimbau agar 13.886 orang WNI yang berada di wilayah kerja KJRI San Francisco lebih waspada. 

“Selaku diaspora WNI di Amerika Serikat kami harap dapat menghindari segala bentuk ancaman radikal terorisme dan pendanaan terorisme,” kata dia.

Kunjungan Kepala BNPT ke KJRI San Francisco menjadi salah satu agenda kerja di Amerika Serikat. Sebelumnya, Boy Rafli memimpin delegasi Indonesia dalam The First United Nations Global Congress of Victims of Terrorism di New York pada tanggal 8-9 September 2022.

BNPT dan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Bidang Kontraterorisme (UNOCT) membahas proteksi sektor rentan serangan terorisme di New York, Amerika Serikat.

"BNPT terus memperluas kerja sama dengan berbagai lembaga internasional," kata dia dilansir dari Antara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement