Jumat 02 Sep 2022 20:01 WIB

Satgas IDAI: HIV Pada Anak Bisa Sebabkan Disabilitas

Anak yang sudah terkonfirmasi HIV harus segera diobati.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Indira Rezkisari
HIV/AIDS. Anak yang mengidap HIV mengalami penurunan daya tahan tubuh hingga akhirnya bisa mengalami disabilitas.
Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/hp.
HIV/AIDS. Anak yang mengidap HIV mengalami penurunan daya tahan tubuh hingga akhirnya bisa mengalami disabilitas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satgas HIV Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Endah Citraresmi mengungkapkan, lebih dari 90 persen kasus HIV-AIDS pada anak disebabkan oleh penularan vertikal dari ibu. Bila tidak ditangani dengan baik maka dapat memicu timbulnya disabilitas pada anak.

Karena, sambung Endah, HIV dapat menjadi penyebab daya tahan tubuh turun. Kondisi dengan daya tahan tubuh yang turun dapat menyebabkan infeksi mudah sekali terjadi.

Baca Juga

“Infeksi ini yang bisa menyebabkan disabilitas jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Contohnya infeksi otak, persarafan kena, tentu ada yang menjadi lumpuh bahkan ada yang cerebral palsy,” kata Endah dalam Konferensi Pers secara daring, Jumat (2/9/2022).

Tak hanya itu, infeksi yang terjadi berulang juga bisa menyebabkan terganggunya organ paru-paru sehingga anak merasakan sesak terus menerus. “Jadi, disabilitas ini bisa terjadi jika anak-anak ini terkena dalam tahap lanjut dan tidak ditangani dengan baik," tuturnya.

Oleh karenanya, bila anak sudah terkonfirmasi HIV harus segera diobati. Pada kasus dewasa bahkan ada istilah sameday treatment atau penanganan di hari yang sama.

“Dulu pada saat seseorang terdiagnosis HIV, banyak sekali prosedur yang harus dikerjakan, akibatnya pasiennya sulit di-follow up dan tidak kembali lagi. Jadi tidak semua pasien yang terinfeksi HIV langsung menjalankan pengobatan ARV," terangnya.

Aturan saat ini, lanjutnya, menerapkan penanganan kasus HIV di hari yang sama. Sehingga, pasien ketika didiagnosis langsung diberikan konseling, informasi, pendampingan, dan langsung diberi obat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement