Kamis 25 Aug 2022 18:41 WIB

BP2MI Gandeng Great Edu Tingkatkan Soft Skill Bagi Pekerja Migran Indonesia

Peningkatan soft skill dan bahasa asing pekerja berdampak positif pada penempatan.

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bertepatan dengan momen Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, PT Greatedu Global Mahardika (Great Edu) bersama Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggelar pelatihan peningkatan soft skill dan bahasa asing bagi calon pekerja migran Indonesia (CPMI).
Foto: istimewa
Bertepatan dengan momen Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, PT Greatedu Global Mahardika (Great Edu) bersama Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggelar pelatihan peningkatan soft skill dan bahasa asing bagi calon pekerja migran Indonesia (CPMI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bertepatan dengan momen Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, PT Greatedu Global Mahardika (Great Edu) bersama Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menggelar pelatihan peningkatan soft skill dan bahasa asing bagi calon pekerja migran Indonesia (CPMI).

Chief Executive Officer (CEO) Great Edu, Ade Irma Setya Negara mengatakan meningkatnya soft skill dan bahasa asing CPMI sebelum berangkat, tentu akan berdampak positif bagi kualitas pekerjaan mereka di negara penempatan. “Harapannya pada masa depan tidak ada lagi PMI yang bekerja tidak sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya," ujarnya dalam keterangan tulis, Kamis (25/8/2022).

Menurut Irma, selama ini permintaan dari luar negeri terhadap pekerja migran asal Indonesia sangat tinggi. Dari sisi lain, keterampilan yang kurang memadai terkadang menjadi hambatan."Misalnya, terkendala bahasa, akses informasi, dan kompetensi. Akibat kurangnya soft skill dan kemampuan bahasa asing dapat merugikan PMI,” kata Irma. 

Menurutnya, setiap negara penempatan memiliki standar yang harus dipenuhi oleh para PMI. Jika PMI yang berangkat sudah menguasai bahasa negara penempatannya, tentunya proses beradaptasi serta mendapatkan haknya akan lebih mudah.

Sementara itu, Kepala BP2MI Benny Rhamdani, menambahkan, peningkatan skill merupakan amanat dari undang-undang. Lahirnya PMI berketerampilan tinggi, juga akan mengurangi potensi terjadinya penipuan kepada PMI oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Kita akan terus mengupayakan agar PMI merupakan tenaga kerja yang profesional dan kompeten sebagaimana amanat UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia," ucapnya.

Benny menyebut, nantinya para CPMI yang ikut pelatihan mendapat sertifikat. “Mereka juga akan kita berikan bonus berupa pelatihan bahasa dan pelatihan soft skill agar dalam proses pekerjaannya lebih mudah di negara penempatan," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement