Ahad 20 Jul 2025 06:35 WIB

Wamen P2MI: Bergaji Rp 24 Juta, Korsel Jadi Idola Pekerja Migran Indonesia

Pendaftar program kerja bidang perikanan di Korsel mencapai lebih dari 10 ribu orang.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran (P2MI) Christina Aryani saat meninjau Skill Test Calon PMI Program G to G ke Korsel di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (19/7/2025).
Foto: Antara/Zuhdiar Laeis
Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran (P2MI) Christina Aryani saat meninjau Skill Test Calon PMI Program G to G ke Korsel di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (19/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani menyebutkan, Korea Selatan (Korsel) salah satu negara tujuan yang masih menjadi idola bagi pekerja migran Indonesia (PMI). Dia mengakui, besaran gaji untuk pekerja migran di Korsel cukup tinggi, berkisar Rp 24 juta per bulan.

Sehingga, hal itu membuat negeri Ginseng banyak dilirik para pencari kerja sebagai negara tujuan. "Kami program G to G (government to government) ke Korea Selatan. Ini merupakan salah satu program yang sangat diminati ya," katanya saat meninjau "Skill Test Calon PMI Program G to G ke Korsel" di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (20/7/2025).

Baca Juga

Dia menyebutkan, pendaftar program kerja bidang perikanan di Korsel mencapai lebih dari 10 ribu orang yang terdata dalam Sistem Komputerisasi untuk Pelayanan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Siskop2mi). Dari 10.000 pendaftar, kata dia, tersaring sekitar 2.200 orang atau sekitar 21 persen untuk maju ke tahap berikutnya.

Mereka yang lolos pengujian skill test harus mengikuti seleksi di Semarang. "Tentunya, kami mendorong mereka agar menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya karena sudah sampai di tahap ini. Kan sebelumnya hanya ujian tertulis lewat komputer," kata Christina.

Pada tahap kali ini, kata Christina, akan ada tes-tes yang terkait dengan bidang pekerjaan yang nantinya mereka lakukan, selain wawancara langsung dengan tim dari Korsel. Para peserta program G to G ke Korsel tersebut berasal dari 25 provinsi, yang didominasi Pulau Jawa, kemudian Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan terjauh Papua.

Menurut Christina, kebutuhan pekerjaan yang paling besar di Korsel adalah sektor manufaktur. Disusul bidang perikanan, road industry, seperti welder (pengelasan) meski secara kuantitas masih kecil.

"Tapi, kebutuhan paling banyak itu ada di sektor manufaktur ya. Jadi, sebetulnya G to G ini kan ada untuk sektor manufaktur, lalu sektor perikanan. Nah, kami juga sedang memulai untuk road industry ya," ucap Christina.

 

Politikus Partai Golkar itu menyampaikan, jumlah PMI di Korsel pada 2022 tercatat 11.545 orang, pada 2023 (11.570 orang), dan 2024 (10.110 orang). Angka itu bertambah 3.828 orang per 14 Juli 2025.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement