Sabtu 20 Aug 2022 22:32 WIB

Cacar Monyet Masuk Indonesia, Kemenkes Proses Pengadaan 10 Ribu Vaksin

Pasien pertama cacar monyet di Indonesia memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
Cacar monyet (ilustrasi).
Foto: Republika
Cacar monyet (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengonfirmasi kasus cacar monyet (monkeypox) pertama telah ditemukan di Indonesia, Sabtu (20/8/2022). Meski organisasi kesehatan dunia PBB (WHO) belum merekomendasikan vaksin cacar monyet, Kemenkes kini tengah dalam proses pengadaan 10 ribu vaksin.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengakui, sejauh ini WHO belum memberikan rekomendasi untuk vaksinasi massal cacar monyet seperti Covid-19. 

Baca Juga

"Tapi ada dua hingga tiga negara melakukan vaksinasi cacar monyet dan Kemenkes sedang memproses untuk pengadaannya, Insya Allah ada 10 ribu vaksin yang diadakan dengan melalui proses dan akan diberikan kepada yang memang sedang menderita cacar monyet yaitu dalam masa inkubasi dan kontak erat. Namun, (sebelumnya) itu harus melalui rekomendasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," ujarnya saat konferensi pers virtual, Sabtu (20/8/2022).

Terkait pengobatan cacar monyet, Kemenkes meminta agar masyarakat tenang. Sebab, ia menambahkan infeksi cacar monyet tidak terlalu berat jika dibandingkan Covid-19. Ia menjelaskan, cacar monyet bisa sembuh sendiri alias self limiting disease dalam masa inkubasi 21-28 hari.

Ia menambahkan pasien cacar monyet akan sembuh sendiri manakala tidak ada super infeksi, tak memiliki penyakit penyerta (komorbid) yang berat. Artinya kalau pasien cacar monyet tak ada komorbid, punya masalah dengan sistem imun (immunocompromised) dan pemberat yang lain maka pasien bisa sembuh sendiri. 

"Dari data laborat dunia, dari 39.700 kasus, ada 400 yang meninggal dunia alias sekitar 1 persen. Itu jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan kematian akibat Covid-19 yang bahkan pernah mencapai 10 sampai 15 persen," katanya.

Sehingga, dia melanjutkan, Kemenkes meminta masyarakat untuk tetap tenang karena sudah disiapkan surveillans cacar monyet. Ia menambahkan, dinas kesehatan (dinkes) dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) memiliki kesigapan untuk melakukan deteksi, termasuk juga pencegahan dan edukasi kepada masyarakat.

Ia melanjutkan, pengobatan yang standar telah diterapkan rumah sakit dan telah ada petunjuk dari pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Kemenkes mengenai langkah yang harus dilakukan tingkat puskesmas, rumah sakit, bahkan rumah sakit (RS) rujukan. "Pasien cacar monyet juga tidak memerlukan ruang isolasi seperti Covid-19. Jika isolasi Covid-19 harus bertekanan negatif, sedangkan isolasi cacar monyet tak memerlukan ruang isolasi bertekanan negatif," ujarnya.

Sebelumnya, Kemenkes mengkonfirmasi temuan pertama kasus monkeypox atau cacar monyet di Indonesia. Pasien yang terkonfirmasi tersebut diketahui memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.

"Hari ini ada yang satu terkonfirmasi (Monkeypox) dari DKI Jakarta laki-laki berusia 27 tahun berdasarkan laporan pemeriksaan PCR tadi malam dengan hasil positif," ujar Syahril dalam konferensi pers secara daring, Sabtu (20/8/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement