REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tahun depan, sebanyak 1 juta keluarga di Jawa Barat akan mendapatkan program konversi gas ke listrik. Program konversi listrik, saat ini terus digencarkan melalui penggunaan kompor induksi kepada masyarakat.
Menurut Kepala Bidang Ketenagalistrikan Dinas ESDM Pemprov Jabar Slamet Mulyanto S, pihaknya telah mulai melakukan program konversi bagi 53 ribu keluarga sasaran. Mereka tersebar di Bandung, Tasikmalaya, Bandung Barat, dan Garut.
"Untuk uji coba ada 53 ribu yang akan dikonversi. Tahun depan akan dinaikan menjadi 1 juta," ujar Slamet di sela-sela lomba memasak menggunakan kompor induksi di pelataran Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (19/8/2022).
Program konversi ini akan diprioritaskan bagi masyarakat tidak mampu untuk pemilik daya listrik 459 hingga 900 Ampere. Nantinya, mereka akan diberikan fasilitas meteran secara terpisah untuk penggunaan kompor listrik. Sehingga penggunaanya terukur dan terpantau.
"Jangan sampai fasilitas sudah kami berikan, tapi masih menggunakan kompor gas. Ini akan kami pantau terus penggunaannya," katanya.
Menurutnya, penggunaan kompor induksi sebagai upaya memaksimalkan energi terbarukan. Saat ini pembangkit listrik telah banyak menggunakan energi air. Berbeda dengan energi fosil yang akan habis dan cenderung mahal.
"Gas sekarang sangat mahal, jadi bagaimana kita gunakan energi domestik yaitu listrik. Kita sangat over capacity. Kapasitas cadangan listrik kita sampai 50 persen," katanya.
Sementara menurut Senior Manager Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN UID Jabar, Rino Gumpar Hutasoit, pihaknya menggelar lomba masak nasi goreng menggunakan kompor induksi sebagai salah satu upaya mendorong penggunaan energi ramah lingkungan ke masyarakat.
"Lomba masak nasi goreng diikuti 77 peserta. Ini langkah awal untuk menyosialisasikan kompor induksi. Apalagi tahun ini akan lakukan konversi gas ke induksi," katanya.