REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengajak gerakan Pramuka Indonesia yang didominasi anak muda untuk mulai terlibat langsung mengembangkan sektor pertanian dan turut menjaga ketahanan pangan nasional. Berdasarkan laporan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kwarnas Gerakan Pramuka tahun 2020, jumlah anggota gerakan pramuka di Indonesia mencapai sebanyak 25,27 juta orang. Dari jumlah tersebut 24,01 juta di antaranya adalah anak muda.
Jumlah keanggotaan Pramuka yang besar inilah, menurut Moeldoko, bisa menjadi kekuatan yang mampu membantu upaya pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional di tengah ancaman krisis pangan global. "Jika anak-anak muda Pramuka turut terjun memperkuat pertanian Indonesia, mereka juga akan mampu membantu pemerintah Indonesia tingkatkan ketahanan pangan nasional," ujar Moeldoko, dikutip dari siaran pers KSP pada Senin (15/8/2022).
"Kaum muda yang menjadi subjek dan objek gerakan Pramuka perlu untuk peduli pada isu pertanian dan ketahanan pangan," tambahnya.
Moeldoko yang juga ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mengajak masyarakat untuk tidak pesimis terhadap jumlah petani yang mulai berkurang tergerus zaman. Menurutnya, pemerintah sudah giat mendorong gerakan petani milenial dan transformasi digital sektor pertanian.
"Anak-anak muda Pramuka perlu melihat sektor pertanian bukan sekedar berlumpur-lumpur. Dalam pertanian ada sektor riset, ada sektor budidaya, ada sektor trading dan ada sektor pengembangan teknologi. Jadi cakupan sektor pertanian sangat luas," kata Moeldoko.
Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka yang juga Direktur Utama Badan Usaha Logistik (Bulog), Komisaris Jenderal Pol (Purn) Budi Waseso, pun mengamini seruan Moeldoko. Ia memiliki visi agar anggota Pramuka memberikan dukungan kepada program strategis nasional pemerintah. Salah satunya dengan menjadi agen pendistribusian, swasembada dan ketahanan pangan nasional.