Selasa 02 Aug 2022 20:36 WIB

BNPT Tingkatkan Kewaspadaan Usai Pemimpin Al-Qaida Ayman al-Zawahiri Dikabarkan Tewas

Kematian Ayman al-Zawahiri dinilai jadi pukulan telak bagi Al-Qaida.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Andri Saubani
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teorisme (BNPT), Komjen Boy Rafli Amar.
Foto: Istimewa
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teorisme (BNPT), Komjen Boy Rafli Amar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar menegaskan, pihaknya tidak menganggap enteng kabar kematian pimpinan pemimpin Al-Qaida, Ayman al-Zawahiri. Boy mengatakan, BNPT akan tetap melakukan penguatan kewaspadaan terkait potensi terorisme di Indonesia. 

“Kita tidak underestimate terhadap perkembangan peristiwa itu dan adalah sesuatu yang wajar. Kita semua tetap melakukan penguatan kewaspadaan bersama,” kata Boy usai acara Rakornas dan Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional BNPT di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (2/8/2022).

Baca Juga

Boy menjelaskan, BNPT akan terus melakukan penguatan deteksi dini dan berkelanjutan terhadap potensi yang berkembang di masyarakat terkait kabar kematian pimpinan kelompok teroris di Timur Tengah itu.

“Jadi selama ini terhadap kelompok-kelompok yang memang mejadi perhatian yang terafiliasi itu menjadi fokus perhatian kami bersama dengan aparat penegak hukum dan bahkan juga dengan elemen masyarakat,” jelas dia.

Selain itu, Boy menuturkan, pihaknya juga bakal meninjau lebih jauh terkait kabar kematian Ayman al-Zawahiri. Pasalnya, al-Zawahiri menjadi pemimpin Al-Qaida usai pemimpin sebelumnya, Osama bin Laden, tewas dalam serangan Amerika Serikat pada 2011 silam.

Dia berharap, kematian pimpinan Al-Qaida ini tidak berpengaruh signifikan terhadap stabilitas di Tanah Air. “Ya tentu kita kalau bicara dampak kita berharap tidak ada dampak. Kan itu di luar wilayah kita ya. Tentu harapan kita bersama tidak memberikan dampak yang signifikan,” ujarnya. 

Sebelumnya diberitakan, kantor berita Arab Saudi melaporkan Riyadh menyambut baik pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden tentang kematian pemimpin Alqaeda, Ayman al-Zawahiri. Ia tewas dalam serangan drone CIA di Afghanistan akhir pekan.

"Zawahiri dianggap salah satu pemimpin terorisme yang memimpin rencana dan eksekusi operasi teroris kejam di Amerika Serikat dan Arab Saudi," kata Arab Saudi dalam pernyataannya, Selasa (2/8/2022).

Kematiannya menjadi pukulan terbesar bagi kelompok militan tersebut sejak pendirinya Osama bin Laden tewas pada 2011. Zawahiri membantu mengkoordinasikan serangan 11 September 2001 yang menewaskan hampir 3.000 orang. 

Salah seorang pejabat Amerika Serikat (AS) yang tidak disebutkan namanya mengatakan, CIA menggelar serangan pesawat tak berawak di ibu kota Afghanistan, Kabul pada Ahad (31/7/2022).

"Pada akhir pekan, Amerika Serikat melakukan operasi kontraterorisme terhadap target signifikan Al-Qaida di Afghanistan. Operasi itu berhasil dan tidak ada korban sipil," kata seorang pejabat senior pemerintah AS. 

Tidak diketahui bagaimana Amerika Serikat yang tidak memiliki pasukan di lapangan mengonfirmasi  Zawahiri telah terbunuh. Dalam beberapa tahun terakhir banyak beredar rumor Zawahiri telah tewas. Sudah lama ia dilaporkan sakit keras.

Kematiannya menimbulkan pertanyaan apakah Zawahiri menerima perlindungan dari Taliban, setelah mereka mengambil alih Kabul pada Agustus 2021. Serangan drone itu adalah serangan AS pertama yang diketahui di Afghanistan sejak pasukan dan diplomat AS meninggalkan negara itu pada Agustus 2021.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement