Senin 18 Jul 2022 21:17 WIB

Kementan Klaim Pelaksanaan Vaksin PMK di Beberapa Daerah Efektif

Kementan mengeklaim pelaksanaan vaksin PMK di beberapa daerah sudah efektif.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bilal Ramadhan
Dokter hewan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara menyuntikan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) kepada sapi saat Vaksinasi PMK Hewan Ternak di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (8/7/2022). Kementan mengeklaim pelaksanaan vaksin PMK di beberapa daerah sudah efektif.
Foto: ANTARA/Fransisco Carolio
Dokter hewan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara menyuntikan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) kepada sapi saat Vaksinasi PMK Hewan Ternak di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (8/7/2022). Kementan mengeklaim pelaksanaan vaksin PMK di beberapa daerah sudah efektif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian mengklaim pelaksanaan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di beberapa daerah cukup efektif dalam penanganan penyebaran ke hewan ternak di beberapa daerah. Ini terkait penanganan penularan PMK yang cukup berhasil menurunkan angka penularan.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan), Nasrullah, mengatakan hasil ini berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Kementan. Evaluasi itu menunjukkan hasil bahwa vaksinasi PMK telah efektif meningkatkan kekebalan tubuh ternak.

Baca Juga

Menurutnya, hasil monitoring yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Kementan, BBVet Wates dilaporkan bahwa berdasarkan hasil uji titer antibodi PMK dengan uji ELISA Tipe NSP/Non Struktur Protein, sapi-sapi yang terdeteksi seropositive tidak menunjukkan gejala klinis PMK.

“Hal itu artinya vaksinasi mampu merangsang respon kekebalan tubuh ternak yang baik dan spesifik terhadap virus PMK serotipe O, serta mampu mengurangi derajat keparahan penyakit PMK, dan melindungi dari infeksi,” kata Nasrullah pada acara Apel Pagi di Kementerian Pertanian, Senin (18/7/2022).

Nasrullah menjelaskan, BBVet Wates pada tanggal 6-7 Juli 2022 telah melaksanakan evaluasi untuk mengetahui efektifitas vaksinasi. Langkah yang dilakukan dengan mengambil sample di Peternakan Sapi di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berdasarkan screening antibody ELISA Tipe SP (Struktur Protein), sapi-sapi yang divaksinasi pada 18 hari post vaksinasi menunjukkan vaksin PMK mampu merangsang respon kekebalan tubuh sebanyak 83,9 persen. Dan pada 12 hari post vaksinasi menunjukkan vaksin PMK mampu merangsang respon kekebalan tubuh sebanyak 63,3 persen.

"Data itu masih preliminary dan monitoring pascavaksinasi akan terus dilaksanakan untuk melihat keberhasilan vaksinasi," ujar dia.

Nasrullah menyampaikan, ada lima hal yang harus diperhatikan dalam pengendalian PMK. Diantaranya pertama, melakukan vaksinasi ternak sehat yang rentan terhadap PMK; kedua, menjaga sanitasi dan biosekuriti kandang.

Ketiga mengatur dan membatasi lalu lintas ternak dan produk ternak; empat mengisolasi ternak sakit dan ternak baru; kelima, melaksanakan stamping out (pemusnahan) ternak sakit di pulau yang masih bebas PMK.

Nasrullah menyebutkan, total ketersediaan vaksin saat ini sebanyak 3 juta dosis (pengadaan tahap 1 sebanyak 800 ribu dosis dan tahap 2 sebanyak 2,2 juta dosis). Distribusi vaksin ke provinsi dilakukan secara bertahap dan per tanggal 17 Juli 2022 telah terdistribusi sebanyak 1.443.500 dosis.

Ia mengatakan, berdasarkan data laporan manual dari 22 provinsi terdampak bahwa ternak yang telah divaksinasi sejak tanggal 25 Juni 2022 sampai tanggal 17 Juli 2022 sebanyak 636.205 ekor atau 79,8 persen dari 798.400 dosis vaksin yang terdistribusi pada tahap 1.

“Saat ini vaksin masih terus didistribusikan dan kegiatan vaksinasi masih terus berjalan,” ujar Nasrullah menambahkan.

Selain itu, Nasrullah mengungkapkan, Pemerintah saat ini telah mengalokasikan tambahan vaksin sebanyak 28.841.638 dosis dan pengantian ternak/santunan sebanyak 15 ribu ekor.

“Kita juga mengalokasikan tambahan untuk penyediaan obat-obatan dan vitamin sebanyak 2,5 juta dosis, serta penandaan untuk pendataan ternak sebanyak 14.825.819 unit,” imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement