Senin 18 Jul 2022 16:51 WIB

Kenaikan Kasus Covid-19 di Indonesia Disebut Mirip dengan di India

Puncak Covid-19 di Indonesia belum bisa terlihat seperti di negara lain.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus raharjo
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kedua kanan) didampingi Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Rizka Andalucia (kedua kiri) mendengarkan paparan hasil penelitian berupa alat kesehatan dan diagnostik kit saat kunjungan kerja di Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/7/2022). Kunjungan kerja tersebut dalam rangka berdiskusi dengan Senat Akademik ITB untuk merumuskan kebijakan terkait penelitian dan inovasi ITB dalam pelayanan kesehatan berbasis sains dan teknologi.
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kedua kanan) didampingi Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Rizka Andalucia (kedua kiri) mendengarkan paparan hasil penelitian berupa alat kesehatan dan diagnostik kit saat kunjungan kerja di Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/7/2022). Kunjungan kerja tersebut dalam rangka berdiskusi dengan Senat Akademik ITB untuk merumuskan kebijakan terkait penelitian dan inovasi ITB dalam pelayanan kesehatan berbasis sains dan teknologi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia mirip dengan India. Kedua negara ini, kata Menkes, mengalami kenaikan kasus yang tidak cepat, namun terus mengalami kenaikan secara perlahan.

Hal ini disampaikan Menkes Budi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat rapat terbatas evaluasi PPKM di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (18/7/2022).

Baca Juga

“Indonesia itu mirip dengan India, dimana kenaikannya tidak cepat, tetapi perlahan naik terus, dan kita belum lihat puncaknya tercapai dengan cepat seperti yang terjadi di negara-negara lain,” kata Menkes Budi, Senin (18/7/2022).

Budi menyebut, sejumlah negara lain pun telah mengalami lonjakan kasus Covid-19. Bahkan kenaikan kasus di beberapa negara telah menembus angka 100 ribu per hari.  

Lebih lanjut, Menkes juga melaporkan terkait subvarian omicron BA.4 dan BA.5 yang memiliki kemampuan untuk menghindari vaksinasi. Bahkan, varian ini 2-3 kali lipat lebih efektif menembus vaksinasi dibandingkan varian omicron BA.1.

“Kami juga menyampaikan informasi kepada Bapak Presiden, bahwa subvarian BA.4 BA.5 memang memiliki kemampuan untuk vaccination evasion. Jadi bisa menembus vaksinasi,” kata Budi.

Dengan demikian, kemungkinan masyarakat untuk terinfeksi varian ini lebih tinggi meskipun sudah divaksinasi Covid-19. Namun, vaksinasi tetap memberikan perlindungan yang tinggi terhadap masyarakat yang terinfeksi agar tak masuk rumah sakit atau bahkan meninggal dunia.

Karena itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan agar pemerintah mempercepat pelaksanaan vaksinasi booster kepada masyarakat.

“Karena walaupun ada kemungkinan terkena tapi booster itu terbukti mampu melindungi kita untuk tidak masuk rumah sakit, dan kalau masuk RS tingkat fatalitasnya akan sangat rendah,” jelasnya.

Baca juga : Ciri-Ciri Orang Kena Omicron BA.4 dan BA.5

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement