Jumat 15 Jul 2022 05:25 WIB

PVMBG: Gunung Awu Masih Fase Krisis Kegempaan

Gunung Awu berstatus siaga level III.

Gunung Awu, ilustrasi
Foto: MountainRanger
Gunung Awu, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KEPULAUAN SANGIHE -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebutkan Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut, masih dalam fase krisis kegempaan."Ini berasosiasi dengan pelepasan tekanan dari dapur magma berupa gempa permukaan yang intensif," sebut Koordinator Gunung Api PVMBGOktory Prambada melalui aplikasi percakapan dari Manado, Kamis (14/7/2022).

Akan tetapi, menurut dia, tekanan tersebut belum cukup kuat untuk menghasilkan erupsi karena masa kubah lava lebih besar dari tekanannya."Untuk status aktivitasnya masih sama yaitu siaga level III," ujarnya.

Baca Juga

Terekam aktivitas vulkanik gunung dengan ketinggian 1.320 di atas permukaan laut tersebut yaitu satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 15 milimeter selama 12 detik.Terekam pula enam kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo empat hingga 69 milimeter, S-P 0,5 hingga dua detik selama empat hingga 17 detik.

Terekam pula gempa tektonik jauh sebanyak lima kali dengan amplitudo tiga hingga 47 milimeter, S-P 18-19 detik selama 56-185 detik.Ia menjelaskan S adalah gelombang sekunder dan P adalah gelombang primer, sehingga S-P sebenarnya tanda bahwa gempa tersebut terjadi di kedalaman tertentu, bukan di permukaan.

Dia berharap, masyarakat ataupun pengunjung/wisatawan tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius 3,5 kilometer dari kawah puncak Gunung Awu.Masyarakat juga diharapkan tetap tenang, tidak terpancing isu-isu mengenai aktivitas Gunung Awu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta mengikuti arahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe

.Rekomendasi berikutnya, masyarakat maupun pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan tingkat aktivitas maupun rekomendasi Gunung Awu setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement