REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengadakan Ekspedisi Sungai Batanghari yang merupakan bagian kegiatan Kenduri Swarnabhumi. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya memajukan kebudayaan sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keterhubunganan antara sungai dan peradaban.
Direktur Perfilman, Musik dan Media, Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra menekankan pentingnya menjaga ekosistem sungai di daerah aliran sungai (DAS) Batanghari. Sebab Sungai Batanghari punya nilai sejarah tersendiri."Kemendikbudristek bersama masyarakat dan pemerintah daerah berupaya menggerakkan kesadaran harmoni sungai dan peradaban yang semakin penting untuk dirawat dengan kearifan berbasis budaya," kata Ahmad dalam keterangan pers pada Rabu (13/7).
Direktur Pelindungan Kebudayaan Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti menyampaikan Ekspedisi Sungai Batanghari merupakan salah satu upaya pelibatan dan transfer pengetahuan kepada generasi muda. Sehingga mereka dapat melihat lebih jauh potensi berbagai peninggalan objek yang diduga cagar budaya. Nantinya peserta ekspedisi akan melakukan pendataan, inventarisasi, pemetaan ekosistem, serta pemantauan dan evaluasi pelindungan cagar budaya sebagai objek pemajuan kebudayaan.
"Kita harus memandang lingkungan tempat keberadaan warisan budaya beserta masyarakat pendukungnya sebagai satu kesatuan ekosistem yang hidup dan saling mempengaruhi serta memberi dampak manfaat untuk jangka panjang," ujar Irini.
“Menyusur Sungai, Merekat Ketersambungan Warisan Budaya Indonesia” menjadi tema Ekspedisi Sungai Batanghari yang diikuti oleh 50 orang peserta. Mereka terdiri atas peneliti, akademisi, mahasiswa, dan komunitas budaya dari beberapa wilayah di Indonesia dan komunitas di sepanjang Sungai Batanghari. Ekspedisi dimulai dari hulu Sungai Batanghari yang terletak di kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat dan berakhir di hilir sungai di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi.
Salah satu peserta Ekspedisi Sungai Batanghari, Mahasiswa Arkeologi Universitas Jambi, Rofif Fadhulrahman menyampaikan antusiasnya mengikuti kegiatan ini.
"Saya ingin menambah wawasan dan pengalaman dengan cagar budaya yang ada di sepanjang Sungai Batanghari, apalagi kegiatan ini sesuai dengan pengetahuan dan minat saya sebagai calon arkeolog di masa depan," tutur Rofif.
Kegiatan Ekspedisi Sungai Batanghari berlangsung pada 11 hingga 22 Juli 2022. Ekspedisi Sungai Batanghari ini akan diisi dengan berbagai aktivitas praktek ekskavasi, penampilan ekspresi budaya oleh masyarakat yang disinggahi, dan diskusi budaya. Hasil ekspedisi ini nantinya akan menjadi topik pembahasan Seminar Nasional pada 21 Juli 2022 mendatang yang mengusung tema “Batanghari: Dulu, Kini, dan Nanti” yang juga menjadi bagian kegiatan Kenduri Swarnabhumi.
Peserta dilepas oleh Direktur Ahmad Mahendra bersama Bupati Dharmasraya di titik awal Ekspedisi Sungai Batanghari pada Selasa (12/7), tepatnya di Jembatan Sungai Dareh, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat.
Di sisi lain, Kenduri Swarnabhumi merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan menghubungkan kembali masyarakat dengan peradaban sungai. Kenduri Swarnabhumi diselenggarakan pada Mei-September 2022 oleh Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek bekerja sama dengan berbagai pemerintah daerah (pemda) terkait.
Seperti pemda Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat; Kabupaten Bungo, Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh, Kabupaten Merangin, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Batanghari, Kota Jambi, Kabupaten Muara Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan Provinsi Jambi.