Sabtu 09 Jul 2022 13:20 WIB

Ketua BEM Sepakat Pernyataan Erick Thohir Ajak Mahasiswa Berkolaborasi

Menurut dia, Indonesia memerlukan 17 juta tenaga kerja yang melek teknologi.

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan paparan pada Kuliah Umum Tokoh Nasional di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (5/7/2022). Kuliah Umum tersebut membahas Kolaborasi BUMN dan Perguruan Tinggi dalam Menciptakan Generasi Digital yang Tangguh di Era Disrupsi.
Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan paparan pada Kuliah Umum Tokoh Nasional di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (5/7/2022). Kuliah Umum tersebut membahas Kolaborasi BUMN dan Perguruan Tinggi dalam Menciptakan Generasi Digital yang Tangguh di Era Disrupsi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua BEM Republik Indonesia Muhamad Abdul Muhtar menanggapi ajakan Mentrleri BUMN Erick Thohir agar mahasiswa tidak hanya sibuk di pergerakan tetapi harus mampu mengisi peluang-peluang yang ada untuk menghadapi tantangan masa depan. Menurutnya, ucapan Erick Thohir tersebut bukan tanpa sebab. Ia memaparkan potensi Indonesia untuk menjadi negara besar dan maju. Terlebih, pertumbuhan ekonomi di Tanah Air diproyeksi rata-rata lima persen tahun 2045. 

"Saya rasa sudah tepat apa yang dikatakan Erick Thohir mengenai hal tersebut. Karena kita selaku Mahasiswa sebagai subjek pembangunan dan menjadi agen perubahan untuk Bangsa Indonesia memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Apalagi Bangsa kita memiliki kekayaan Sumber Daya Alam yang sangat melimpah. Jadi kita harus berfikir maju,saling berkolaborasi demi kemajuan Bangsa Indonesia Kedepan," kata dia di Jakarta, Sabtu (9/7/2022).

Baca Juga

Muhtar menambahkan tidak ada kata yang salah dalam ucapan Erick Thohir karena dalam kesempatan itupun dijelaskan mengenai lima tren disrupsi global yang harus siap dihadapi Indonesia untuk mewujudkan Indonesia 2045. Lima tren disrupsi global tersebut meliputi geo-ekonomi, demografi, lingkungan, teknologi, dan kesehatan. 

"Jadi kita juga harus bisa memahami materi yang di sampaikan Erick Thohir secara menyeluruh agar bisa dapat kita fahami subtansinya," kata dia.

Muhtar menyampaikan, ini adalah waktunya untuk siapapun melompat bersama. Ia mengajak semua menjadi bagian dari solver (penyelesai masalah). 

"Saya yakin penyelesaian masalah Bangsa ini pasti butuh kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, terutama Mahasiswa sebagai ujung tombak dari wajah Indonesia kedepan. Dan juga harapannya bisa menggerakkan ekonomi masyarakat," kata dia.

Erick Thohir mengemukakan hal-hal tersebut pada kuliah umum yang bertajuk 'Kolaborasi BUMN dan Perguruan Tinggi dalam Menciptakan Generasi Digital di era Disrupsi' di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, Selasa (5/7/2022) 

Menurut dia, tantangan untuk generasi saat sekarang tentu bukan sibuk di pergerakan, tetapi harus sibuk mengisi peluang-peluang yang ada dengan pendidikan, profesionalisme, dan juga sebagai pengusaha baru Indonesia. 

"Jangan hanya sibuk pergerakan. Sudah waktunya hari ini kalian semua mengisi, karena lihat nanti di Indonesia itu jumlah penduduknya 318 juta, middle class-nya, kelas menengahnya 223 juta, ini besar sekali," kata Erick Thohir.

Selain itu Erick juga menjelaskan tentang potensi ekonomi digital Indonesia (EDI) yang sangat besar karena saat ini, kontribusi EDI terhadap produk domestik bruto (gross domestic product/GDP) pada level 4 persen dan diproyeksikan menjadi 18 persen pada tahun 2030. 

Menurut dia, Indonesia memerlukan 17 juta tenaga kerja yang melek teknologi (tech-savvy). "Universitas diharapkan dapat mendorong pengembangan pendidikan dalam memenuhi kebutuhan tersebut," kata Erick Thohir.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement