Rabu 06 Jul 2022 05:10 WIB

DBD Masih Jadi Ancaman, Enesis Group Fasilitasi Mobil Edukasi Keliling

Mobil edukasi Mobil akan terlebih dahulu menyambangi wilayah dengan kasus DBD tinggi

Rep: novita intan/ Red: Hiru Muhammad
Petugas melakukan fogging atau pengasapan di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Senin (20/6/2022). Pengasapan tersebut dilakukan guna mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti menyusul adanya temuan kasus penyakit DBD di daerah itu.
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Petugas melakukan fogging atau pengasapan di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Senin (20/6/2022). Pengasapan tersebut dilakukan guna mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti menyusul adanya temuan kasus penyakit DBD di daerah itu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah mencatat sebanyak 516 korban jiwa akibat kasus demam berdarah dengue (DBD) pada Juni 2022. Berdasarkan data hingga Selasa (5/7/2022), sebanyak 52.313 pasien kasus DBD tersebar di seluruh Indonesia.

Berkaca pada tingginya kasus DBD di Indonesia, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menuturkan, pemerintah bekerja sama dengan fast moving consumer goods (FMCG), yakni Enesis Group untuk menghadirkan mobil edukasi keliling yang menyasar berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mengedukasi dan memberikan informasi kepada masyarakat terkait bahaya DBD.

Baca Juga

Selain itu, mobil edukasi itu akan memberi pengetahuan baru kepada masyarakat mengenai penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta konsep 3M plus yang sesuai dengan standar, sehingga dapat mencegah penyebaran DBD. Mobil edukasi keliling tersebut dijadwalkan menyasar ke seluruh lapisan masyarakat, dari sekolah dasar (SD), rumah sakit (RS), MTI, dan organisasi PKK.

“Edukasi yang diberikan kepada anak-anak di sekolahnya, diharapkan dapat disampaikan kepada keluarganya dan anak dapat menjadi agent of change di dalam lingkungan tersebut,” ujarnya dalam keterangan tulis, Selasa (5/7/2022).

Mobil edukasi itu akan terlebih dahulu menyambangi wilayah dengan tingkat kasus DBD yang tinggi di Indonesia, dimulai dari Jakarta, Malang, Yogyakarta, Cirebon, dan Bandung. Melalui program tersebut, diharapkan kasus DBD hingga akhir 2022 tidak akan kembali meningkat, dan angka kematian bisa ditekan.

Sementara itu Ketua Dewan Pembina Yayasan Enesis Indonesia Ryan Tirta Yudhistira menambahkan program ini merupakan bentuk kepedulian pihaknya terhadap peningkatan kasus DBD setiap tahun.

"Memang DBD ada di tengah ada dan sudah ada dan tiap tahun merenggut jiwa. Kita lihat dengan virus yang lama dan tiap tahun renggut jiwa, kami liat ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, kita juga harus berperan bantu program pemerintah. Maka itu kami bergerak partnership untuk melakukan edukasi di wilayah Jawa di provinsi kasus DBD masih ada. Ini tanggung jawab bersama," ucapnya.

Adapun program mobil edukasi keliling ini akan berlangsung dua tahap yang mana pada tahap pertama dimulai hari ini hingga 20 Agustus 2022 di empat kota yakni Malang, Yogyakarta, Cirebon, Bandung, dan Jakarta. Mobil ini akan memberikan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat serta pencegahan DBD dengan PSN dan 3M Plus."Buat semenarik mungkin karena salah satu lokasi SD kita buat dongeng ada maskot supaya anak-anak punya perilaku hidup bersih dan sehat dan melakukan 3M sedini mungkin," ucapnya.

Program mobil edukasi keliling ini akan berlangsung dua tahap yang mana pada tahap pertama dimulai hari ini hingga 20 Agustus 2022 di empat kota yakni Malang, Yogyakarta, Cirebon, Bandung, dan Jakarta. Mobil ini akan memberikan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat serta pencegahan DBD dengan PSN dan 3M Plus."Buat semenarik mungkin karena salah satu lokasi SD kita buat dongeng ada maskot supaya anak-anak punya perilaku hidup bersih dan sehat dan melakukan 3M sedini mungkin," kata dia.

Ada tahap dua dijadwalkan akan dilaksanakan pada September hingga akhir 2022 yang menyasar Bogor, Cikampek, Cikarang yang angka DBDnya cukup signifikan. "Ada beberapa hal kami lihat angka yang paling tinggi. Data pemerintah DBD provinsi di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jakarta. Sisir provinsi tersebut karena kasus lumayan tinggi," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement