REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Dalam seminar Program Studi (Prodi) Sistem Informasi Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) dengan tema ‘Tren and Technology, Decision Support System (DSS)’, mahasiswa diberi tahu tentang peran dari Sistem Penunjang Keputusan (SPK) yang harus dihadirkan mahasiswa IT bagi perusahaan.
Seminar ini digelar secara hybrid. Diselenggarakan secara offline, di Aula Universitas BSI kampus Kramat 98, Senen, Jakarta Pusat dan digelar secara online via Zoom, pada Rabu (29/6/2022).
Dalam seminar tersebut, hadir sebagai narasumber, yakni alumni Universitas BSI kampus Sukabumi, M Syahril Ramdhan, selaku founder PT Syra Digitalisasi Dunia dan Sriyadi selaku Kaprodi Sistem Informasi Universitas BSI, turut hadir memberikan sambutan.
Dalam sambutannya, ia mengatakan, kunci sukses mahasiswa sistem informasi dalam mendapatkan peluang kerja dengan action dan motivasi, serta harus peka terhadap perkembangan teknologi yang ada saat ini.
“Selaras dengan moto pada seminar kali ini yakni h2n, hadapi, hayati dan nikmati,” katanya.
Ia menjelaskan, h2n memiliki arti bahwa mahasiswa harus berani dalam menjawab permasalahan. Misalnya, mampu mengerjakan tugas yang berbasis projek dengan sebaik-baiknya dan mampu mengikuti lomba-lomba di bidang teknologi, baik di lingkungan kampus ataupun di luar kampus.
“Apabila mahasiswa mampu menjawab dan membuktikan tantangan tersebut, dengan bukti adanya penghargaan sebagai juara, maka mahasiswa sistem informasi Universitas BSI mampu bersaing dengan perguruan tinggi lain dalam bidang teknologi,” tandasnya.
Ia pun berharap, adanya seminar ini dapat membuka cakrawala berpikir mahasiswa untuk menyikapi dengan kritis dan mampu menjawab dengan melakukan aksi sebagai respon positif dalam menjawab permasalahan yang dihadapi.
“Dengan seminar ini cakrawala wawasan mahasiswa akan bertambah luas dan siap hadapi segala tantangan masa depan,” tegasnya.
Sementara itu, Syahril Ramdhan selaku pemateri menjelaskan tentang revolusi industri dan trend teknologi saat ini,. Dimulai dari revolusi industri 1.0, 2.0, 3.0 dan 4.0.
“Pada revolusi industri 4.0 di bidang teknologi seperti Internet of Thing (IoT), Augmented Reality (AR) dan Big Data sudah merambah ke semua aspek kehidupan,” katanya.
Revolusi industri, terangnya, memanfaatkan teknologi untuk menggantikan peran manusia sebagai sumber daya agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
“Untuk itu, diperlukan peran sistem penunjang keputusan (SPK) atau dikenal dengan Decision Support System (DSS), dalam membantu organisasi atau perusahaan dalam mengambil keputusan,” jelasnya.
Ia menyebutkan, ada beberapa faktor penentu dalam pengambilan keputusan. Pertama yaitu teknologi baru, kedua aktivitas yang kompleks, lalu ekonomi global dan regulasi pemerintah.
“Pentingnya organisasi dalam mengambil keputusan yang tepat akan menentukan arah bisnis yang akan diambil dan risiko yang dihadapi cukup besar. Apabila organisasi salah dalam mengambil keputusan, maka akan merugikan organisasi sendiri misalnya organisasi tersebut jadi gulung tikar,” ungkapnya.