Senin 20 Jun 2022 20:06 WIB

Pengamat: Anjuran tak Pakai Sandal Saat Naik Motor Patut Didukung

Anjuran itu dinilai penting untuk keselamatan pengendara motor.

Rep: Mabruroh/ Red: Teguh Firmansyah
Pengendara sepeda motor memakai sandal jepit melintas di Jalan Raya Ciledug, Kreo, Tangerang, Banten, Selasa (14/6/2022). Korlantas Polri resmi melarang pengendara sepeda motor menggunakan sandal jepit untuk meminimalkan risiko yang dialami pengendara motor apabila terjadi kecelakaan.
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Pengendara sepeda motor memakai sandal jepit melintas di Jalan Raya Ciledug, Kreo, Tangerang, Banten, Selasa (14/6/2022). Korlantas Polri resmi melarang pengendara sepeda motor menggunakan sandal jepit untuk meminimalkan risiko yang dialami pengendara motor apabila terjadi kecelakaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menilai, anjuran kepolisian yang mengharapkan pengguna kendaraan roda dua memakai sepatu, sewajarnya harus didukung. Karena aturan itu dibuat untuk keselamatan pengendara sepeda motor tersebut.

Menurut Agus, dengan mengenakan sepatu memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan. Termasuk, memperkecil kemungkinan terluka parah akibat kecelakaan.

Baca Juga

“Menurut saya itu buat keselamatan, ya enggak apa-apa untuk keselamatan, pakai sandal (bisa) meleset-meleset nanti gak bisa ngerem, kalau jatuh bisa luka,” kata Agus dalam saluran telepon, Senin (20/6).

Namun demikian, nampaknya masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya keselamatan saat berkendara. Mereka masih menyebut anjuran kepolisian sebagai sesuatu yang aneh.

Menanggapi kekeliruan pemahaman masyarakat ini, Agus lantas memberikan contoh situasi pengendara motor ketika hujan. Saat pengendara tidak mengenakan sepatu alias hanya mengenakan sandal jepit, karena basah kaki bisa licin dan ketika hendak menginjak rem justru meleset dan berbahaya.

“Menginjak rem karena pas hujan bisa meleset kan berbahaya. Tidak perlu diributkan, ini untuk keselamatan,” tegasnya.

“Sama saja aturan memakai helm protes, padahal ini untuk kepala dia, kecuali punya nyawa dua, kalau tidak mau ya tidak apa-apa nyeker juga boleh,” sindirnya.

Kakorlantas Polri Irjen Pol Firman Shantyabudi sebelumnya mengatakan, bahwa banyak masyarakat yang mengaku hanya pergi jarak dekat, ke pasar yang dekat, sehingga tidak mengindahkan perlindungan dirinya. Justru menurutnya, kecelakaan banyak terjadi saat pengendara melakukan perjalanan jarak dekat yang rutin dilakukan setiap hari.

“Mohon maaf saya bukan menekankan pakai sendal jepitnya, tidak ada perlindungan pake sandal jepit itu. Karena kalau dia sering pake motor (dengan sandal jepit) kulit itu bersentuhan langsung dengan aspal, ada api, ada bensin, ada kecepatan. Makin cepat makin tidak terlindungi kita, itulah fatalitas,” jelas Firman.

Firman mengakui bahwa budaya membiasakan berkendara dengan sepatu akan sulit untuk diterapkan. Namun, ia yakin ke depan masyarakat akan mulai sadar bahwa memproteksi diri dengan peralatan lengkap saat mengendarai motor sangat penting.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement