Senin 30 May 2022 16:17 WIB

Golkar Terbuka Jika Nasdem, PKS, dan Demokrat Gabung KIB

Koalisi harus bisa menyamakan persepsi dan platform antara partai politik.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ilham Tirta
Ace Hasan Syadzily.
Foto: istimewa
Ace Hasan Syadzily.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily menanggapi ajakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Keterbukaan tersebut tak hanya berlaku kepada PKS, tetapi juga Partai Nasdem dan Partai Demokrat.

"Kami sekali lagi terbuka, termasuk dengan PKS, termasuk kepada Partai Demokrat, termasuk juga kepada partai-partai yang lain, seperti Nasdem," ujar Ace di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (30/5/2022).

Baca Juga

Koalisi Indonesia Bersatu, jelas Ace, sifatnya masih inklusif sehingga masih menerima partai-partai lain untuk bergabung. Terpenting dalam koalisi adalah harus bisa menyamakan persepsi hingga platform antara partai politik yang bekerja sama.

"Koalisi tentu harus dibangun berdasarkan atas kesamaan pandangan, kesamaan platform, sehingga ketika kita melangkah tentu tidak ada perbedaan-perbedaan yang prinsipil sehingga koalisi ini menjadi mudah terpecah," ujar Ace.

Sebelumnya, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan hadir langsung dalam perayaan Milad ke-20 PKS. Ia pun menggunakan kesempatan pidatonya untuk mengajak PKS bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu yang telah dibentuk oleh partainya, Partai Golkar, dan PPP.

"Kami, Golkar, dan PPP mencoba membuat Koalisi Indonesia Bersatu ya itu coba. Maksudnya mudah-mudahan PKS bisa bersama-sama, maksudnya itu jangan dua lagi, calonnya jangan dua lagi Pilpres besok," ujar Zulkifli dalam pidatonya di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (29/5/2022).

Ia menjelaskan, polarisasi di masyarakat masih terasa pasca pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Hal tersebut merupakan dampak hanya hadirnya dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang membuat pendukungnya mati-matian membela keduanya.

"Atmosfer kita itu pengap, negatif, dan tidak produktif. Mungkin akibat Pilpres kemarin hanya dua pasang. Karena Pilpres hanya dua pasang, para pendukung mati-matian mendukung kandidatnya," ujar Zulkifli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement