Senin 30 May 2022 14:44 WIB

Niat Kolaborasi PKS, Ajakan KIB, dan Respons PDIP

PKS menyatakan siap berkolaborasi mengusung calon pemimpin untuk Pilpres 2024.

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu menyampaikan pidato dalam Milad ke-20 Partai Keadilan Sejahtera di Istora Senayan, Kompleks GBK, Jakarta, Ahad (29/5/2022).
Foto:

Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto mengaku tak khawatir dengan ajakan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan kepada PKS untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu. Sebab, kerja sama antara partai politik disebutnya tak hanya didasarkan pada sejarah partai.

"Tidak (khawatir) sama sekali, karena belajar dari pemilu sebelumnya, kerja sama parpol tidak hanya didasarkan pada kesamaan ideologi, historis, platform partai," ujar Hasto kepada wartawan di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, yang dikutip Senin (30/5/2022).

Kerja sama antara partai politik, jelas Hasto, akan berujung kepada sosok yang akan diusung sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk 2024. Koalisi tak boleh hanya sekedar kerja sama, tetapi juga didasari kesamaan akar politik.

"Bagi PDIP kerja sama parpol ini harus melihat akar partai politik dan tujuan dari parpol dalam membawa kemajuan bagi Indonesia," ujar Hasto.

Hasto tak mempermasalahkan ajakan PAN kepada PKS untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu. Pasalnya, itu merupakan pernyataan Zulkifli Hasan yang merupakan bagian dari koalisi bersama Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

"Apa yang disampaikan oleh Pak Zul terhadap PKS terhadap PKS ya itu merupakan kebijakan Pak Zul yang tidak bisa kami intervensi," ujar Hasto.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, mengatakan peluang terbentuknya tiga kandidat calon presiden (capres) masih sangat terbuka sekalipun PKS nantinya bergabung ke dalam koalisi tersebut. 

"Andai PKS masuk dalam koalisi PAN, poros ketiga masih tetap mungkin, selama PDIP-Gerindra tidak miliki tambahan mitra," kata Dedi kepada Republika, Senin.

Menurut Dedi, salah satu yang menjadi kunci terbentuknya tiga poros adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Jika KIB berhasil menggaet PKB, maka peluang terbentuknya tiga poros akan semakin tertutup.

"Jika PAN berhasil menarik PKB juga, maka arah Pilpres dua poros menjadi terbuka," ucapnya. 

Namun, demikian Dedi menilai bergabungnya PKB ke dalam KIB tidaklah mudah. Apalagi sebelumnya Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar (cak Imin) juga sudah menyampaikan persyaratan jika PKB gabung ke KIB.

 

"Bisa saja Muhaimin menawarkan harga tinggi, semisal ia yang memimpin koalisi," ucapnya. 

Muhaimin pun kemarin hadir langsung dalam perayaan Milad ke-20 PKS. Dalam pidatonya, ia menyampaikan bahwa tema "Kolaborasi Melayani Indonesia" juga merupakan semangat partainya dalam berpolitik.

PKB dan PKS, nilai Muhaimin, memiliki persamaan pandangan dalam menghadirkan Indonesia yang maju, adil, dan makmur. Menurutnya, kolaborasi menjadi harapan bagi negeri untuk menghadirkan cita-cita tersebut.

"Sama-sama melayani untuk Indonesia yang lebih maju, adil, makmur, dan sejahtera. Suasana ketidakadilan, ketimpangan, dan ancaman perpecahan adalah nyata di depan mata kita, dan satu-satunya kita harus mengikuti apa yang menjadi tema PKS hari ini Kolaborasi Melayani Indonesia," ujar Muhaimin.

 

photo
Empat Tantangan Partai Islam - (infografis republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement