Ahad 14 Dec 2025 05:30 WIB

Outlook Pertanian 2026: Menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan

Proyeksi pertanian Indonesia 2026 fokus pada swasembada pangan dengan penekanan pada produksi beras dan komoditas strategis.

Rep: antara/ Red: antara
Outlook Pertanian 2026 dari Swasembada ke Sistem Pangan Berkelanjutan.
Foto: antara
Outlook Pertanian 2026 dari Swasembada ke Sistem Pangan Berkelanjutan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Menjelang tahun 2026, pemerintah Indonesia menetapkan proyeksi ambisius untuk sektor pertanian, dengan fokus pada pencapaian swasembada pangan. Target utama adalah peningkatan produksi komoditas strategis seperti beras, jagung, cabai, bawang merah, dan gula.

Pada tahun 2026, produksi beras ditargetkan mencapai 34,77 juta ton, jagung 18 juta ton, cabai 3,08 juta ton, bawang merah 2 juta ton, dan tebu 39,5 juta ton atau setara dengan 2,8 juta ton gula. Selain itu, peningkatan produksi kopi, kakao, dan kelapa juga menjadi perhatian, seiring dengan penguatan populasi sapi perah untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kondisi Struktural

Pencapaian target ini tidak terlepas dari tantangan struktural seperti perubahan iklim yang mempengaruhi pola tanam dan risiko gagal panen. Degradasi lahan dan infrastruktur pertanian yang belum memadai juga menjadi kendala. Selain itu, ketergantungan pada impor komoditas tertentu menunjukkan ketahanan pangan nasional belum sepenuhnya kokoh.

Regenerasi petani juga menjadi isu penting, karena minat generasi muda terhadap pertanian cenderung menurun. Akses pembiayaan yang masih terbatas menghambat adopsi teknologi baru oleh petani kecil. Konflik lahan dan ketidakjelasan hak tenurial dapat mengganggu stabilitas produksi dan investasi.

Transformasi dan Kebijakan

Pemerintah berupaya merespons tantangan ini melalui transformasi sistem pangan, termasuk peningkatan kualitas benih, kebijakan subsidi pupuk, dan perluasan lahan tanam. Pemanfaatan teknologi pertanian modern seperti sistem pertanian cerdas dan drone menjadi bagian penting dalam strategi peningkatan produktivitas.

Peningkatan kapasitas SDM pertanian juga menjadi prioritas, dengan program pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial aparatur pertanian. Kerja sama internasional melalui program seperti FAST Programme diharapkan dapat meningkatkan keberlanjutan dan daya saing sektor pertanian Indonesia.

Pada akhirnya, keberhasilan sektor pertanian tidak hanya diukur dari capaian angka produksi, tetapi juga dari kesejahteraan petani, kelestarian sumber daya alam, dan stabilitas sosial pedesaan. Dengan proyeksi ini, sektor pertanian diharapkan mampu menghadapi tantangan masa depan dengan lebih siap.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement