Selasa 24 May 2022 18:47 WIB

Pembelajaran Berbasis Data Bantu Guru Atasi Kesulitan Siswa

Tanoto Foundation gelar webinar Peningkatan Kualitas Pembelajaran Berbasis Data

anoto Foundation menyelenggarakan webinar nasional bertajuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran Berbasis Data, Selasa (24/5/2022).
Foto:

Dia mengatakan dalam asesmen nasional ada tiga aspek penilaian kompetensi literasi-numerasi, karakter, dan lingkungan pembelajaran untuk menunjang pembelajaran berbasis data. “Asesmen pengukuran kompetensi literasi dan numerasi pada peserta didik asesmennya berfokus pada pengembangan daya nalar dibanding pengetahuan konten,” katanya.

Sedangkan karakter yaitu terhadap sikap, nilai, dan kebiasaan yang mencerminkan profil Pelajar Pancasila yang berbasis untuk tumbuh kembang peserta didik secara utuh dan tidak hanya berfokus pada dimensi kognitif. Untuk survei lingkungan belajar merupakan pengukuran terhadap kualitas pembelajaran, refleksi pendidik, perbaikan praktik belajar, iklim keamanan dan inklusivitas satuan pendidikan, serta latar belakang keluarga peserta didik.

“Hal tersebut sebagai dasar untuk mendiagnosis masalah dan perencanaan perbaikan,” tegasnya.

Merencanakan dan Mengukur Pembelajaran Berkualitas

Pembelajaran yang baik dimulai dari perencanaan yang baik. Data membantu kita berdaya membuat perencanaan yang baik. 

Menurut Golda Simatupang, Training Lead Basic Education Tanoto Foundation, penggunaan data untuk merencanakan perbaikan pada proses pembelajaran bukanlah hal baru di dunia pendidikan. Guru-guru sejak lama didorong untuk melakukan berbagai bentuk asesmen sebelum memulai perencanaan pembelajaran di kelasnya.  

Demikian juga kepala sekolah, perencanaan berbasis data untuk menyusun program sekolah juga sudah sejak lama didorong. Program PINTAR juga menggunakan data untuk meningkatkan capaian target dari tahun ke tahun.

"Program PINTAR secara konsisten mengukur capaian program tidak hanya di level makro tapi juga data di level sekolah, guru, dan siswa. Data-data tersebut membantu membuat perencanaan yang baik," jelas Golda.

Misalnya, lanjut Golda,  data literasi terkait jumlah siswa yang tidak bisa membaca, membaca terbatas, sampai membaca dengan pemahaman. Atau data mengenai persentase guru yang belum bisa membuat pertanyaan tingkat tinggi. Dari data tersebut kemudian diputuskan untuk memilih jenis intervensi yang cocok. 

 

Golda juga menyarankan guru dapat membuat indikator sederhana perencanaan berbasis data pada tingkat sekolah. Seperti membuat program sekolah sesuai kebutuhan, membuat strategi perencanaan dan perbaikan proses pembelajaran yang masih lemah. “Sehingga guru dapat mengembangkan pembelajaran yang membantu mengatasi kesulitan siswa,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement