Rabu 04 May 2022 14:03 WIB

Pengamat Politik: Pemilihan Cawapres yang Tepat Jadi Penentu Kemenangan di Pilpres

Salah mengambil cawapres bisa berdampak terhadap kans kemenangan calon presiden.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi. Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menekankan, tiga hal yang penting untuk memastikan kemenangan di Pemilihan Presiden 2024, yakni modal elektoral, pemilihan calon wakil presiden, dan representasi keterwakilan wilayah capres dan cawapres.
Foto: Infografis Republika.co.id
Ilustrasi. Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menekankan, tiga hal yang penting untuk memastikan kemenangan di Pemilihan Presiden 2024, yakni modal elektoral, pemilihan calon wakil presiden, dan representasi keterwakilan wilayah capres dan cawapres.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menekankan tiga hal yang penting untuk memastikan kemenangan di Pemilihan Presiden 2024. Menurut Pangi, pertama adalah modal elektoral, kedua pemilihan calon wakil presiden.

"Cawapres tetap menjadi penentu, salah mengambil cawapres bisa berdampak terhadap kans kemenangan calon presiden," ujar Pangi saat dikonfirmasi, Rabu (4/5/2022).

Baca Juga

Sedangkan ketiga, kata Pangi, representasi keterwakilan wilayah capres dan cawapres juga menjadi variabel faktor penentu selain partai dan logistik. Ia mengatakan, kombinasi capres dan cawapres ideal adalah capres dari Jawa dan cawapres dari luar jawa sebagai representasi politik. 

Karena itu, cawapres tidak harus berasal dari jawa. "Kalau soal cawapres dari Jawa menurut saya nggak terlalu penting, sebab capresnya sudah dari jawa, kombinasi ideal itu tetap jawa-luar jawa," kata Pangi.

Ia mencontohkan pasangan capres cawapres Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang sukses memenangi Pilpres pada 2014 lalu. Namun demikian, Pangi menilai, kombinasi juga bisa diakali dengan memilih capres yang basis segmen sumber  elektoralnya berbeda dengan capresnya, seperti kombinasi nasionalis-religius maupun kombinasi militer sipil.

Terkait beredarnya nama-nama yang digadang-gadang menjadi calon wakil presiden, seperti Erick Thohir maupun Sandiaga Uno, Pangi menilai keduanya sebagai stok terbaik untuk cawapres.

"Mereka tetap stok terbaik untuk cawapres. Selain sudah punya modal elektoral, tapi juga bisa mewakili representasi cawapres dari luar jawa," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement