Senin 28 Mar 2022 17:04 WIB

Dua Prajurit Marinir Gugur di Nduga Dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa

Jenazah kedua prajurit yang gugur tersebut dipulangkan ke daerahnya masing-masing.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Ilham Tirta
Ucapan duka cita dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk Lettu Anumerta Marinir Muhammad Iqbal.
Foto: Istimewa
Ucapan duka cita dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk Lettu Anumerta Marinir Muhammad Iqbal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua prajurit Marinir TNI Angkatan Laut (AL) yang meninggal dunia akibat kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Pos Quary Bawah Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Barat, Sabtu (26/3/2022), mendapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa Operasi Militer Selain Perang Anumerta. Hal ini berdasarkan keputusan Panglima TNI Nomor Kep/274/III/2022 tanggal 27 Maret 2022.

"Kedua prajurit tersebut adalah Letda Mar Muhammad Ikbal dinaikkan pangkatnya menjadi Lettu Mar Anumerta dan Pratu Mar Wilson Anderson Here dinaikkan pangkatnya menjadi Praka Mar (Inf) Anumerta," bunyi keterangan siaran pers Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal), Senin (28/3/2022).

Baca Juga

Jenazah kedua prajurit yang gugur tersebut pada Senin (28/3/2022), dipulangkan ke daerah asal masing-masing setelah mendapatkan penanganan medis di RS Timika dan disemayamkan di Lanal Timika. Lettu Mar Anumerta Muhammad Ikbal akan dibawa ke Kendari dan Praka Mar (Inf) Anumerta Wilson Andersen Here ke Kupang untuk dimakamkan secara militer.

"Sedangkan untuk personel yang mengalami cidera berat dan ringan masih dirawat secara intensif di RS Timika," kata dia.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono juga memerintahkan seluruh jajaran TNI AL mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari berturut-turut. Hal ini sebagai bentuk ungkapan bela sungkawa dan penghormatan terhadap meninggalnya dua prajurit Korps Marinir di Nduga akibat serangan KKB.

Pengibaran bendera setengah tiang tersebut mulai dilakukan pada Senin (28/3/2022). Selain itu, Yudo pun meminta seluruh jajarannya untuk mendoakan kedua prajurit itu yang gugur saat bertugas. "Melaksanakan sholat ghoib/berdoa bersama dipimpin paroh sesuai agama masing-masing," kata Yudo, Senin.

"Atas kejadian ini TNI Angkatan Laut dan masyarakat Papua berduka akibat gugurnya dua prajurit Marinir TNI AL terbaik yang selalu dekat dan membantu masyarakat sekitarnya," kata dia.

Dalam siaran pers Dispenal disebutkan KKB pimpinan Egianus Kogoya menyerang Satuan Tugas Muara dan Pesisir (Satgas Mupe) Korps Marinir TNI AL di Pos Quary Bawah, Distrik Kenyam, Nduga, Papua, Sabtu (26/3/2022) sekitar pukul 17.40 WIT. Serangan tersebut dilakukan menggunakan pelontar granat atau Grenade Launcher Module (GLM) dari dua arah, yakni dari arah belakang pasar dan dari arah sungai Alguru.

Seluruh personel Satgas yang berjumlah 35 orang, membalas dengan tembakan dan melakukan pengejaran terhadap KKB pada pukul 17.52 WIT. Dansatgas memerintahkan dua Tim Trisula dipimpin Wadandenpursus Kapten Mar Ari Mahendra dan satu Tim Waltis dipimpin Letda Mar Pujo Pratikno berangkat untuk memberikan bantuan ke Pos Quary Bawah.

Akibat serangan tersebut, dua personel meninggal dunia, dua kritis dan enam orang lainnya menderita luka ringan. Adapun prajurit yang meninggal dunia adalah Letda Mar Ikbal dan Pratu Mar Wilson Anderson Here. Sementara itu, Serda Mar Rendi Febriansyah dan Serda Mar Ebit Erisman mengalami luka berat.

Enam prajurit yang luka ringan, yakni atas nama Serda Mar Bayu Pratama, Pratu Mar Rahmad Sulman, Prada Mar Dicky Sugara, Pratu Mar Adik Saputra A, Prada Mar La Harmin, dan Prada Mar Alif Dwi Putra. Hingga kini, motif penyerangan masih didalami pihak berwenang. GLM yang digunakan untuk menyerang diduga diambil dari Satgas Yonif 700, sedangkan amunisi GLM adalah rampasan dari Satgas Yonif 330.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement