Rabu 23 Mar 2022 20:10 WIB

Imbas Debu Batubara, Puskesmas: Warga Rusunawa Marunda Periksa Kesehatan

Puskesmas belum bisa memastikan gejala yang timbul karena dampak debu batubara.

Ilustrasi Rusunawa Marunda. Kepala Puskesmas Kecamatan Cilincing dr Dian Anggrain mengatakan, warga Rusunawa Marunda Jakarta Utara menjalani pemeriksaan kesehatan. Hal itu guna mengetahui kondisinya yang duga imbas polusi debu batu bara.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Ilustrasi Rusunawa Marunda. Kepala Puskesmas Kecamatan Cilincing dr Dian Anggrain mengatakan, warga Rusunawa Marunda Jakarta Utara menjalani pemeriksaan kesehatan. Hal itu guna mengetahui kondisinya yang duga imbas polusi debu batu bara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Puskesmas Kecamatan Cilincing dr Dian Anggrain mengatakan, warga Rusunawa Marunda Jakarta Utara menjalani pemeriksaan kesehatan. Hal itu guna mengetahui kondisinya yang duga imbas polusi debu batu bara. 

"Hari ini, kami juga mengadakan kegiatan screening kesehatan di RPTRA Gabus Pucung, Blok A Rusunawa Marunda untuk mengetahui perkembangan kesehatan warga setempat. Ada puluhan warga yang datang untuk memanfaatkan layanan kesehatan ini. Sebelumnya, kegiatan ini juga sudah dilakukan di Blok C dan D," ujar Dian dalam keterangannya di Jakarta Utara, Rabu (23/2/2022).

Baca Juga

Langkah antisipasi yang telah dilakukan di antaranya membuka pos kesehatan sementara di Rusunawa Marunda, pemeriksaan kesehatan terintegrasi screening Penyakit Tidak Menular (PTM), dan pemeriksaan kesehatan door to door. Selain itu, dibuka pos pelayanan kesehatan definitif dari Senin hingga Jumat di Blok B Rusunawa Marunda.

Pos kesehatan definitif di Rusunawa Marunda memiliki dokter, perawat, bidan, asisten apoteker, dan tenaga administrasi, sedangkan petugas kesehatan lingkungan maupun petugas gizi bergabung dengan Puskesmas Kelurahan Marunda. Saat pelaksanaan pemeriksaan kesehatan di area Rusunawa Marunda, ia mengungkapkan sebagian besar pasien mengeluhkan pegal-pegal pada badan, kesemutan, pusing dan beberapa ada yang batuk pilek.

Keluhan gatal juga ditemukan tetapi sebagian besar karena faktor alergi. Selain itu, juga ditemukan adanya penyakit infeksi saluran pernafasan akut, penyakit kulit, iritasi mata, dan penyakit lainnya.

"Untuk diagnosis tersebut belum dapat dipastikan apakah karena dampak dari debu batu bara karena itu membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut," ujar Dian.

Dian mengatakan, pekerja yang terpapar debu batu bara berisiko tinggi menderita penyakit seperti pneumokoniosis, silikosis, pneumokoniosis debu campuran, penyakit paru obstruktif kronis, dan bronkitis kronis. "Paparan terhadap debu batu bara akan menjadi inflamasi di alveolus yang menyebabkan kerusakan paru yang bersifat ireversibel," kata Dian.

Guna mencegah segala risiko penyakit tersebut, dr Dian mengimbau kepada masyarakat Marunda untuk tetap konsisten dalam penerapan protokol kesehatan dan perilaku hidup CERDIK, yakni cek kesehatan berkala, enyahkan asap rokok, rajin berolahraga, diet gizi seimbang, istirahat cukup, kelola stres.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement