Rabu 23 Mar 2022 12:22 WIB

Kiat Bijak Berinvestasi di Masa Pandemi Covid-19

Tim dosen Universitas BSI berbagi kiat berinvestasi di masa pandemi

Tim dosen Universitas BSI berbagi kiat berinvestasi di masa pandemi.
Foto: UBSI
Tim dosen Universitas BSI berbagi kiat berinvestasi di masa pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meningkatnya kasus Covid-19 memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap perekonomian secara global sehingga memengaruhi stabilitas ekonomi di Indonesia. Mengingat kondisi yang dapat berubah sewaktu-waktu dan pandemi yang belum terlihat ujungnya, setiap orang perlu mengelola keuangannya dengan baik agar dapat meminimalisir risiko.

Mencermati hal tersebut, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) melakukan pengabdian masyarakat mengangkat tema bijak berinvestasi pada Ahad (13/3/2022) silam. Tim dosen terdiri dari Hadi Wibowo, Diana Tambunan, dan Tri Widyastuti. Hadi menuturkan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan berinvestasi.

Baca Juga

“Kegiatan ini menitikberatkan pada pemahaman berinvestasi, khususnya kepada ibu-ibu anggota Fatayat NU Ciledug. Pemahaman yang diberikan meliputi keterampilan dalam berinvestasi di tengah pandemi, memilih produk investasi yang tepat, serta kiat agar terhindar dari investasi bodong. Selain itu kami juga memberikan pandangan dan wawasan mengenai literasi digital dalam pengaplikasiannya pada dunia usaha,” ujar Hadi dalam rilis yang diterima, Selasa (22/3/2022).

Diana selaku tutor mengatakan investasi merupakan salah satu cara terbaik untuk membangun kekayaan dan menabung untuk tujuan keuangan di masa depan. Dana yang diinvestasikan adalah dana yang benar-benar ‘menganggur’. Jangan sampai investasi mengambil anggaran rumah tangga harian atau dana darurat untuk diinvestasikan.

“Meski banyak aktivitas yang dibatasi selama masa PPKM ini, sebagian orang dapat melakukan banyak penghematan. Anggaran untuk berlibur otomatis tidak terpakai karena banyak negara yang menutup perbatasannya dengan tidak menerima pengunjung atau turis dari negara lain. Selain itu, dana yang biasanya kita keluarkan untuk bersosialisasi atau acara khusus bersama teman-teman juga hampir tidak terpakai. Surplus ini dapat dimanfaatkan dengan diinvestasikan,” jelas Diana.

Ia berharap pelatihan ini dapat berkontribusi meningkatkan kesadaran ibu rumah tangga dalam menyisihkan pendapatannya untuk berinvestasi dalam bentuk yang sesuai dengan kemampuannya, seperti emas, reksadana, saham atau lainnya. “Prinsip berinvestasi adalah menyisihkan pendapatan, bukan menyisakan. Oleh sebab itu, sebaiknya menyisihkan pas saat awal menerima pendapatan. Setidaknya 10% atau 20% dari pendapatan untuk investasi,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement