Ahad 27 Feb 2022 12:18 WIB

Kemenkes: Angka Keterisian RS dan Kasus Harian Covid-19 Turun

Percepatan terus dilakukan untuk menekan angka kasus.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ilham Tirta
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto: Dok BNPB
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hingga Sabtu (26/2/2022), beberapa indikator pengendalian pandemi Covid-19 menunjukkan kinerja yang terus membaik. Pasien yang dirawat di rumah sakit pada Sabtu turun menjadi 36 persen dari hari sebelumnya Jumat (25/2), yaitu 37 persen.

Begitu pula dengan kasus konfirmasi harian kembali turun menjadi 46.643 per hari, dari sebelumnya pada Jumat 49.477 kasus. Angka kasus konfirmasi dua hari berturut-turut ini ada di bawah angka puncak kasus delta pada Juli 2021 lalu (56.757 per hari).

Baca Juga

“Beberapa indikator pengendalian Covid-19 terus menunjukkan perbaikan. Ini merupakan hasil dari kerja sama kita bersama untuk dapat mengendalikan pandemi, memutus mata rantai penularan Covid-19, dan menuju era endemi Covid-19,” ujar Nadia, Ahad (27/2/2022).

Indikator lain yang menunjukkan perbaikan adalah positivity rate yang turun menjadi 17,93 persen pada Sabtu (26/2) dari posisi 19,94 persen pada Jumat. Jumlah spesimen yang diperiksa juga tercatat masih tinggi mencapai 484.532 pada Jumat (25/2). Seluruh provinsi di Indonesia pada Sabtu (26/2) juga tidak ada yang mencatatkan peningkatan kasus lebih dari 10 ribu.

Di tengah terjaganya sejumlah indikator penanganan pandemi, pemerintah terus melakukan upaya untuk tetap menekan angka kasus, di antaranya dengan mempercepat dan memperluas cakupan vaksinasi. Kemenkes juga telah memperpendek jarak waktu pemberian dosis tiga atau booster baik bagi lansia dan masyarakat umum kini menjadi tiga bulan setelah mendapat vaksinasi primer.

“Kita ketahui bahwa pasien dengan gejala terparah dan berisiko meninggal adalah mereka yang belum mendapatkan vaksinasi lengkap, atau belum divaksinasi sama sekali," ujar Nadia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement