Sabtu 19 Feb 2022 16:25 WIB

Harga Kedelai Mahal, Perajin Tahu Tempe di Kabupaten Lebak Terancam Tutup

Harga kedalai dan minyak goreng melambung, perajin tahu tempe gulung tikar.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Pekerja memotong tahu di Pabrik Tahu NJ, Jalan Terusan Pasirkoja, Babakan Ciparay, Kota Bandung, Rabu (16/2/2022). Sejumlah perajin tahu tempe di Bandung berencana akan melakukan mogok produksi pada 21-23 Februari 2022, akibat tingginya harga kedelai yang mencapai Rp11.500 yang sebelumnya hanya Rp9 ribu. Meski demikian, Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin) Kota Bandung meminta perajin untuk tidak mogok produksi dan mempersilakan para perajin untuk menaikkan harga. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pekerja memotong tahu di Pabrik Tahu NJ, Jalan Terusan Pasirkoja, Babakan Ciparay, Kota Bandung, Rabu (16/2/2022). Sejumlah perajin tahu tempe di Bandung berencana akan melakukan mogok produksi pada 21-23 Februari 2022, akibat tingginya harga kedelai yang mencapai Rp11.500 yang sebelumnya hanya Rp9 ribu. Meski demikian, Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin) Kota Bandung meminta perajin untuk tidak mogok produksi dan mempersilakan para perajin untuk menaikkan harga. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Lebak Musa Weliansyah mendesak pemerintah segera memberikan subsidi harga kedelai impor agar perajin tahu tempe tetap produksi dan bisa memenuhi konsumsi masyarakat. "Kami berharap pemerintah dapat merealisasikan subsidi kedelai itu," kata Musa Weliansyah saat dihubungi di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Sabtu (19/2/2022).

Saat ini, kata dia, perajin industri tahu tempe di Kabupaten Lebak merasa terpukul dengan melonjaknya harga kedelai impor di pasaran. Sehingga hal itu mengancam usaha mereka bisa gulung tikar atau tutup. Menurut Musa, para perajin tahu tempe yang kebanyakan dikelola usaha rumahan merugi usai harga kedelai melambung. Pasalnya, harga kedelai saat ini di pasaran hampir dua kali lipat.

Baca Juga

Bahkan, perajin tahu tempe di Kabupaten Lebak terpaksa para pekerja dirumahkan untuk menghindari biaya produksi, terlebih di tengah kondisi pandemi. Musa menyebut, kedelai impor sebagai bahan baku produksi tahu tempe agar tetap produksi dan bisa memenuhi konsumsi masyarakat.

Selama ini, produksi tahu tempe itu sudah menjadikan kebutuhan bahan pokok dan harganya pun terjangkau dari kalangan masyarakat miskin. "Kami minta pemerintah segera memberikan subsidi kedelai agar harga kedelai kembali normal," kata politikus PPP Kabupaten Lebak itu.

Menurut dia, pemerintah harus segera turun tangan dan duduk bersama dengan Asosiasi Pengusaha Tahu Tempe Indonesia untuk memberikan subsidi kedelai impor dibandingkan pemerintah menggulirkan bantuan langsung tunai (BLT) Rp 600 ribu dan Program Sembako. Apabila, mereka melakukan aksi mogok secara nasional tentu seolah-olah pemerintah tidak hadir.

Dengan demikian, pihaknya berharap harga kedelai bisa kembali terjangkau oleh perajin tahu tempe. "Kami mendukung harga kedelai impor disubsidi," ucap Musa.

Mad Soleh, seorang perajin tahu di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengaku, sangatterpukul dengan melonjaknya harga kedelai impor hampir dua kali lipat. Harga kedelai saat ini menembus Rp 570 ribu per 50 kilogram. Padahal harga sebelumnya Rp 300 ribu. Kenaikan harga kedelai itu tentu para perajin tahu terancam gulung tikar, terlebih harga minyak goreng juga naik.

Sebagian besar perajin tahu di sini memproduksi tahu goreng dan dijual eceran, sehingga terpaksa usaha jual rugi bukan jual untung. "Kami berharap pemerintah dapat melakukan intervensi dengan memberikan subsidi kedelai," kata Mad Soleh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement