REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Pasar Modal, Asosiasi Analis Efek Indonesia, Reza Priyambada, menilai kinerja dari PT Unilever Indonesia, Tbk (Unilever) dilihat dalam beberapa tahun terakhir masih mencatatkan kinerja yang baik. Dari sisi performa perseroan masih menjanjikan, apalagi produk-produk emiten dengan kode saham UNVR ini masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena termasuk barang kebutuhan sehari-hari.
Tantangannya memang lebih pada kondisi pandemi. Meski begitu, daya beli akan tetap ada. Misal, bisa saja ada pengurangan konsumsi masyarakat, namun tetap saja orang beli produk Unilever.
"Misal, produk sabun. Meski ekonomi lesu orang tetap membutuhkan untuk kebutuhan sanitasi setiap hari. Implikasinya, konsumen akan lebih berhemat dengan mengurangi pembelian. Misal, yang sebelumnya beli Lifebuoy kemasan isi ulang/botol besar, sekarang orang beli kemasan lebih kecil," kata Reza menjelaskan.
Alumnus Universitas Indonesia ini menerangkan, kinerja Unilever yang terjaga positif ditopang variasi produk perseroan yang sudah terdiversifikasi. Apalagi, selama tahun 2021 ada banyak produk baru yang diluncurkan untuk menjaga dominasi pasar.
Hingga kuartal III 2021 UNVR telah merilis 44 produk, baik launching maupun relaunching, yang sebagian besarnya berasal dari sub-segmen beauty & personal care. "UNVR produknya sudah terdiversifikasi maka yang diperlukan ialah mempertahankan harga dan pangsa pasar. Mungkin bisa juga jual produk bundling. Contohnya, beli kecap Bango di-bundling dengan Royco, atau beli sabun Lifebuoy botolan di-bundling dengan Rexona. Konsumen kita akan merespon promo dan potongan harga yang meningkatkan value of money," ucap Reza.
Tambahnya, kinerja Unilever Indonesia bisa semakin membaik di 2022 didorong dari naiknya mobilitas masyarakat dan keyakinan konsumen sekaligus signal pemulihan ekonomi nasional. Apalagi jika Unilever konsisten meningkatkan channel penjualan produk-produknya.
Terkait strategi Unilever yang memperluas ke pasar premium, Reza menekankan Unilever tetap harus fokus melayani segmen pasar menengah yang jumlahnya sangat banyak. Meskipun daya beli di segmen premium lebih terjaga dan stabil, Unilever tetap perlu memastikan keseimbangan kontribusi dari setiap segmen konsumen.