REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay menyoroti sejumlah laboratorium tes PCR yang melakukan kesalahan dalam tesnya. Menurutnya, hal tersebut harus menjadi bahan evaluasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam memberikan izin operasi.
"Ini penting mengingat laboratorium itu memungut biaya masyarakat. Kalau memungut biaya, lalu masyarakat dirugikan, tentu ini menjadi pertanyaan serius yang harus dijawab Kemenkes," ujar Saleh saat dihubungi, Sabtu (5/2/2022).
Jika benar ada pemalsuan hasil tes, ia meminta Kemenkes tegas untuk menutup laboratorium tes PCR tersebut. Agar ke depan masyarakat tak lagi dirugikan dengan oknum yang berusaha mengambil keuntungan seperti itu.
"Sengaja menipu orang dan mencari keuntungan dari situ, mereka harus diperiksa oleh kepolisian. Tentu kami tidak menginginkan ada kelompok tertentu yang mencari keuntungan di tengah kesempitan," ujar Saleh.
Di samping itu, pemalsuan hasil tes juga berdampak buruk terhadap penanganan pandemi Covid-19. Pasalnya, masyarakat bisa tak lagi percaya dengan hasil tes Covid-19 yang dilakukan oleh lab-lab tersebut.
"Ini harus dijelaskan oleh Kemenkes. Saya lihat ini Kemenkes tidak banyak berkomentar soal ini, ini sudah banyak disorot publik, harus diberi perhatian," ujar Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Juru Bicara dan Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menegur Bumame Farmasi atas kekeliruan data hasil tes PCR. Wiku meminta Bumame Farmasi segera memperbaiki kesalahan tersebut dan mengaktifkan layanan pengaduan.
“Kesalahan teknis seperti ini baiknya dapat dievaluasi segera oleh pihak penyedia jasa tes, termasuk harus lebih aktifnya fitur layanan masyarakat (customer service),” ujar Wiku saat dimintai keterangannya, Kamis (3/1/2022).
Wiku mengingatkan, bahwa data hasil tes PCR sangat penting bagi pemerintah untuk menentukan langkah dan kebijakan yang akan diambil. “Hal ini menjadi penting karena data testing yang valid menjadi dasar pengambilan keputusan bagi pemerintah terkait pengendalian Covid-19,” tegasnya.