Selain itu, di dalamnya juga terdapat palu pemecah kaca dan tombol darurat. Dengan begitu, penumpang dapat memencet tombol tersebut dan pintu akan terbuka jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Fitur-fitur ini kami upayakan standarnya sama dengan bus besar seperti TransJakarta," kata Yana.
Menurut Yana, sebelumnya pelayanan angkot dan mikrolet sempat menurun kualitasnya, bahkan armadanya sudah usah dan dalam kondisi yang layak beroperasi. Sekarang, angkot atau mikrolet telah tergabung dalam sistem integrasi yang diberi nama Mikrotrans sejak 2018.
Dengan sistem manajemen yang terintegrasi dengan angkutan bus TransJakarta, Mikrotrans dioperasikan bersama 10 mitra operator koperasi maupun perseroan terbatas. Pada tahun ini, TransJakarta menargetkan penyediaan 60 Mikrotrans AC yang beroperasi agar dapat menjangkau 95 persen penduduk Jakarta.