Selasa 25 Jan 2022 21:59 WIB

Ridwan Kamil: 31 pasien Omicron di Jawa Barat dinyatakan sembuh

Kasus harian Covid-19 di Jabar sampai kemarin tercatat bertambah 409 kasus.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) menyampaikan keterangan pers usai Rapat Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (25/1/2022). Rapat tersebut salah satunya membahas tetang update perkembangan Covid-19 varian omicron. Meski perkembangan omicron di Jawa Barat tidak menghawatirkan, namun harus disikapi dengan serius. Semua infrastruktur pelayanan kesehatan di Jawa Barat sudah disiapkan berdasarkan pengalaman menghadapi varian Delta pertengahan tahun lalu.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) menyampaikan keterangan pers usai Rapat Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (25/1/2022). Rapat tersebut salah satunya membahas tetang update perkembangan Covid-19 varian omicron. Meski perkembangan omicron di Jawa Barat tidak menghawatirkan, namun harus disikapi dengan serius. Semua infrastruktur pelayanan kesehatan di Jawa Barat sudah disiapkan berdasarkan pengalaman menghadapi varian Delta pertengahan tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan kasus Covid-19 varian Omicron di Jabar sejauh ini masih terkendali dan dari 33 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 varian Omicron, 31 di antaranya sudah sembuh.

"Omicron di Jabar sampai sekarang masih terkendali. Dari 33 kasus terkonfirmasi, 31 sudah sembuh. Sisa, dua masih dirawat di BPSDM," kata Ridwan Kamil usai menghadiri Rapat Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (25/1/2022).

Baca Juga

"Jadi asumsinya, Omicron itu cepat menular dan cepat juga sembuhnya, rata-rata 3 sampai 4 hari," lanjutnya.

Sementara kasus harian Covid-19 di Jabar sampai kemarin tercatat bertambah 409 kasus. Kang Emil menyatakan, 409 kasus itu adalah bukan varian Omicron.

"Jadi kasus harian yang naik di Jabar masih kami asumsikan varian non-Omicron. Artinya, masih Delta atau varian yang sebelumnya," ujarnya.

Adapun transmisi tertinggi Covid-19 masih berada di wilayah Bodebek (Bogor-Depok-Bekasi). Terkait tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 pada Januari tahun ini, jauh lebih baik ketimbang Januari tahun sebelumnya.

Tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 pada Januari 2021 mencapai 40 persen, sementara bulan ini walaupun ada peningkatan, masih di angka tujuh persen. "Artinya vaksinasi berhasil memutus rantai penularan karena tahun lalu vaksinasi belum dilaksanakan. Sekarang diyakini virus beredar, tapi tidak masuk ke tubuh yang rata-rata sudah divaksinasi," ujarnya.

Pada Selasa ini, cakupan vaksinasi Covid-19 dosis pertama di Jabar mencapai angka 86 persen, dan 76 persen untuk dosis kedua. Rata-rata penyuntikan vaksin Covid-19 di Jabar mencapai 180 ribu dosis per hari. Kang Emil optimistis vaksinasi dosis pertama akan tuntas 100 persen pada akhir Februari 2022.

"Kira-kira akhir Februari kita bisa 100 persen untuk dosis 1, dan dosis 2-nya rata-rata selisihnya 10 persen," katanya.

Sementara untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM), hingga saat ini, Pemda Provinsi Jabar masih tetap memberlakukan 100 persen PTM. Hal itu sudah sesuai dengan kajian terukur dan akan dibarengi dengan pengetesan secara acak.

"PTM tetap dilaksanakan 100 persen karena kita mengambil keputusan sesuai dengan informasi yang terukur termasuk mengetes secara acak di sekolah yang sampai saat ini belum ditemukan kasus yang mengkhawatirkan," tutur Kang Emil.

Adapun untuk kebijakan bekerja dari rumah (work from home, WFH) disesuaikan dengan level PPKM di setiap daerah. Saat ini 10 daerah di Jabar ada di PPKM level 1, sisanya 17 daerah menerapkan PPKM level 2.

"Ketika mayoritaslevel 1 tentunya tidak perlu WFH karena situasinya kondusif, tapi kalau ada level 2 mau ke level 3, maka WFH akan diberlakukan lagi," kata Kang Emil.

Kepada masyarakat, Kang Emil tak hentinya mengimbau untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan saat beraktivitas. Kewaspadaan, menurutnya, sangat penting. "Tak usah terlalu khawatir. Yang penting waspada saja, lakukan prokes ketat karena hidup harus tetap produktif," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement