Selasa 25 Jan 2022 13:53 WIB

KSAD Kumpulkan Ribuan Prajurit Kostrad dan Kopassus untuk Bina Gerakan Radikal

Dudung menyebut, kelompok radikal sudah masuk ke dalam elemen mahasiswa.

Rep: Flori Anastasia Sidebang/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman memimpin apel jajaran yang diikuti prajurit Tentara Angkatan Darat (TNI AD) wilayah Jabotabek di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Selasa (25/1/2022).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman memimpin apel jajaran yang diikuti prajurit Tentara Angkatan Darat (TNI AD) wilayah Jabotabek di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Selasa (25/1/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman memimpin apel gelar pasukan yang diikuti sebanyak 2.655 prajurit TNI AD wilayah Jabodetabek, terdiri Kostrad, Kopassus, Kodam Jaya di Monas, Jakarta Pusat, Selasa (25/1). Dalam kegiatan itu, Dudung memerintahkan jajaran TNI AD untuk menumpas gerakan kelompok radikal.

Dudung menyebut, kelompok radikal sudah masuk di beberapa elemen masyarakat, baik mahasiswa, maupun elemen yang lainnya. Hal itu diketahui berdasarkan hasil Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan Tahun 2022 pada Kamis (20/1/2022).

Baca Juga

"Oleh karenanya, saya perintahkan kepada seluruh jajaran TNI AD agar mengantisipasi, agar peka terhadap perkembangan-perkembangan tersebut," kata Dudung seusai gelar pasukan.

Dudung menegaskan, seluruh prajurit TNI AD harus peka dan peduli terhadap perkembangan kelompok radikal. Pasalnya, perkembangan kelompok radikal terjadi dalam hitungan menit.

"Oleh karena itu jangan pernah ragu-ragu. Harus kalian tahu tempat, lokasi, sampai koordinat di mana kelompok-kelompok mereka. Hingga suatu ketika nanti saatnya yang tidak memungkinkan, kalian sudah tahu di mana mereka," ujarnya.

Mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu meminta jajarannya untuk melakukan pembinaan kepada masyarakat sebagai langkah antisipasi perkembangan paham radikalisme. Dia menegaskan, pembinaan itu menyangkut pemahaman bahwa keberadaan kelompok radikal dapat merusak persatuan bangsa.

"Lakukan pembinaan-pembinaan saat ini, sehingga masyarakat diberikan pemahaman-pemahaman bahwa kelompok-kelompok ini memang dengan sengaja akan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," kata Dudung.

Di samping itu, Dudung mengingatkan, TNI AD memiliki posisi yang sangat strategis. Sehingga, dia meminta seluruh komandan satuan TNI AD mulai menentukan langkah antisipasi, kewaspadaan, agar para prajurit-siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi.

"Pahami betul dan kuasai betul, letak perkembangan yang mereka lakukan dan jangan pernah ragu-jangan pernah ragu-ragu menghadapi mereka. Dan kita siap untuk menghadapi situasi apapun," tutur Dudung.

"Jangan kita terlalu terbuai dengan tugas pokok secara kovensional menghadapi ancaman dari luar, yang paling mungkin adalah ancaman dari dalam yang bisa kita prediksi, kita lihat," ucap Dudung menekankan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement