Senin 24 Jan 2022 13:56 WIB

Luhut: Tingkat Kematian Covid-19 di Jakarta Lebih Rendah dari Prediksi 

Luhut mengatakan, penyebabnya, yakni vaksinasi dan penggunaan PeduliLindungi.

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Ratna Puspita
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, angka vaksinasi dan penggunaan PeduliLindungi menjadi salah satu faktor penyebab angka kematian aktual kasus Covid-19 akibat omicron di DKI Jakarta tercatat jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan proyeksi. (Foto: Vaksin Covid-19)
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, angka vaksinasi dan penggunaan PeduliLindungi menjadi salah satu faktor penyebab angka kematian aktual kasus Covid-19 akibat omicron di DKI Jakarta tercatat jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan proyeksi. (Foto: Vaksin Covid-19)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, angka kematian aktual kasus Covid-19 akibat omicron di DKI Jakarta tercatat jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan proyeksi yang dilakukan sebelumnya berkaca dari kasus di Afrika Selatan. Luhut menyebut, angka vaksinasi yang lebih tinggi dibandingkan Afrika Selatan dan penggunaan PeduliLindungi menjadi salah satu faktor penyebabnya. 

"Berkaca dari trayektori kasus di Afrika Selatan, pemerintah memperkirakan kasus akan terus meningkat. Namun satu hal yang kami temukan, tingkat kematian aktual di DKI lebih rendah dari proyeksi yang kami lakukan dengan menggunakan trayektori Afrika Selatan," kata Luhut saat konferensi pers evaluasi PPKM melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (24/1). 

Baca Juga

Karena itu, pemerintah akan terus mengejar angka vaksinasi umum dan lansia di Jawa dan Bali. Saat ini, angka vaksinasi dosis satu untuk umum telah mencapai 91 persen, sedangkan dosis satu untuk lansia mencapai 75 persen. 

Selain itu, ia juga menyebut angka vaksinasi dosis 1 dan 2 untuk anak-anak di Jawa Bali juga mengalami peningkatan cepat. "Tingkat vaksinasi dosis 1 anak di Jawa Bali telah mencapai 69 persen dan dosis 2 juga sudah mulai meningkat," kata Luhut. 

Dalam ratas ini, Luhut menyampaikan, presiden mengingatkan agar tiap langkah dan kebijakan dalam penanganan pandemi Covid-19 harus selalu tepat dan terukur. Karena itu, pemerintah menggunakan data untuk menganalisa dan memprediksi kemungkinan yang akan terjadi. 

Data dari berbagai negara saat ini menunjukan bahwa varian omicron memberikan risiko perawatan dan juga tingkat kematian yang cukup rendah. Namun, varian ini cepat menginfeksi dan menyebabkan kenaikan tajam jumlah kasus harian dan berpotensi meningkatkan jumlah perawatan di rumah sakit dalam waktu dekat. 

Pemerintah juga akan menggunakan, memasifkan, dan mengetatkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi dalam menghadapi varian ini. "Kami juga mendapat sebagian jawaban kenapa kita relatif tidak naik kencang omicron ini karena saya kira PeduliLindungi. Oleh karena itu, PeduliLindungi ini harus selalu digunakan, vaksinasi harus selalu digunakan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement