REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inovasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui program paten kemasannya berhasil menjadikan makanan atau kuliner khas Indonesia tidak cepat basi, tetap awet, dan tidak akan kehilangan rasa khasnya tanpa menggunakan bahan pengawet apa pun. CEO Okwi Food Ahmad Dwiyanto menyatakan, dengan hadirnya kemasan inovasi BRIN, bisa mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) semakin berkembang.
Sebagai pengembang kuliner UMKM, Okwi Food terus berusaha mendorong pelaku UMKM naik kelas dan meningkatkan daya saing global. Karena itu, kata Ahmad, perusahaannya meneken nota kesepahaman (MoU) Alih Fungsi Lisensi Produk Okwi Food dengan BRIN di gedung BRIN, Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2022).
"Kami tentunya berharap bahwa Okwi Food ini bisa menjadi wadah bagi pelaku UMKM yang menginginkan untuk beranjak naik kelas dan berobsesi ingin mengekspor produk kulinernya ke luar negeri. Sesuai dengan pencanangan presiden dalam program Indonesia Spice Up to the World," kata Ahmad dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (21/1).
Salah seorang maklon Okwi Food, Banik Yoandany menyampaikan, keinginan untuk berkolaborasi agar kuliner asal Kota Somarang yang merupakan warisan ibunya bisa dinikmati warga dunia. Pemilik restoran Kepala Manyung Bu Fat tersebut berharap, warisan bumbu dan masakan mangut-nya dari ibunya, bisa dijual keluar negeri berkat inovasi BRIN yang membuat makanan awet dan tahan lama.
"Permintaan agar menu Kepala Manyung Bu Fat dan aneka ikan ini dari para pelanggan sangat banyak. Namun karena ini bumbunya mangut dan bersantan, tentunya nggak bisa tahan lama sekali pun pengiriman dalam negeri karena hanya bisa tahan 10 jam. Tapi dengan maklon ini kuliner bisa tahan hingga satu tahun," ujar Banik.
Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, Mego Pinandito, sebagai pusat riset nasional, penelitian yang dilakukan BRIN wajib memberi manfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan perjanjian kerjas ama antara Okwi Food dan BRIN, sambung dia, diharapkan membawa harapan baru bagi percepatan pengembangan UMKM yang sempat lesu akibat hantaman pandemi Covid-19.
"Kami mengajak para pelaku UMKM Indonesia untuk memanfatkan riset BRIN agar kuliner dapat dikemas dengan kaleng tanpa menggunakan bahan pengawet dan tidak cepat basi. Makanan sayur dan bersantan memang gampang sekali rusak. Tapi dengan teknologi ini melalui proses pemanasan melewati suhu tertentu dengan riset yang kita miliki, nantinya kuliner khas bisa dibawa dan dikirimkan ke mana saja sesuai tujuan," kata Mego.