Senin 17 Jan 2022 21:01 WIB

BMKG: Banyaknya Gempa Susulan tidak Mengarah ke Gempa Besar

Gempa susulan jika banyak terjadi tidak mengarah kepada kepada kejadian gempa besar

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Gempa susulan jika banyak terjadi tidak mengarah kepada kepada kejadian gempa besar. Ilustrasi.
Foto: Reuters
Gempa susulan jika banyak terjadi tidak mengarah kepada kepada kejadian gempa besar. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menjelaskan, banyaknya gempa susulan tidak berarti akan mengarah kepada kejadian gempa besar.

"Gempa susulan jika banyak terjadi tidak mengarah kepada kejadian gempa besar, tetapi meluruh dan tidak terjadi lagi," ujar Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono ketika dihubungi dari Jakarta pada Senin (17/1/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan, gempa susulan biasanya terjadi memiliki kekuatan atau magnitudo lebih kecil dari gempa utama. Gempa susulan juga akan semakin mengecil kekuatannya dan semakin jarang terjadi.

"Jadi makin lama akan main mengecil kekuatannya dan makin jarang terjadi hingga kemudian stabil dan normal kembali," katanya.

Indonesia dalam beberapa waktu terakhir mengalami beberapa kali gempa bumi yaitu gempa bumi magnitudo 6,6 pada Jumat (14/1) yang memiliki episenter 53 kilometer barat daya Sumur di Kabupaten Pandeglang, Banten, dengan kedalaman 40 kilometer. BMKG mencatat sampai esok harinya sampai dengan pukul 12.00 WIB terjadi 33 kali aktivitas gempa susulan usai gempa utama.

Sehari setelahnya, pada Sabtu (15/1), juga terjadi gempa bumi magnitudo 4,1 dengan pusat gempa 23 kilometer tenggara Bangkalan di Jawa Timur pada kedalaman 14 kilometer. Gempa kembali terjadi, pada Senin ini pukul 07.25 WIB dengan magnitudo 5,4 dan pusat gempa berada di laut 84 kilometer barat daya Bayah, Banten.

Daryono memastikan, ketiga gempa itu tidak memiliki keterkaitan satu dengan lainnya mengingat Indonesia memiliki sumber gempa yang banyak yaitu lebih dari 295. "Jika terjadi gempa berdekatan jaraknya atau waktunya berdekatan itu faktor kebetulan saja, tidak ada hubungannya. Tidak ada saling picu dan tidak ada rambatan gempa," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement