REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Puan Maharani menilai, persoalan kenaikan harga minyak goreng yang mahal menjadi ironi. Pasalnya, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia.
"Negara harus bisa memastikan rakyat dapat menikmati hasil bumi Tanah Airnya tanpa kesulitan," kata Puan dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (9/1).
Dia mencontohkan, negara Malaysia dapat memberikan subsidi minyak goreng untuk warganya dengan cukup baik. Yaitu, menetapkan harga minyak goreng bersubsidi senilai RM 2,5 atau sekitar Rp 8.500 per kilogram untuk kemasan sederhana.
Puan berharap, pemerintah Indonesia bisa memberikan subsidi sebanyak-banyaknya untuk rakyat karena harus mampu menyetabilkan harga pangan sehingga beban rakyat akan terbantu. Dia menyoroti tingginya harga minyak gorong, sehingga disarankan agar pemerintah menyalurkan minyak goreng murah bersubsidi secara merata.
Hal tersebut, menurut dia, karena sampai saat ini, harga minyak goreng di pasaran masih sekitar Rp 20 ribu per liter. Selain itu, Puan mendukung, langkah anak usaha holding perkebunan PT Industri Nabati Lestari (INL) yang sedang mengembangkan produksi turunan minyak sawit.
INL mengeluarkan merek minyak goreng ekonomis seharga Rp 14.000 per liter sesuai dengan harga acuan yang ditetapkan Pemerintah. "Merek minyak goreng ini dapat menunjang kebijakan Pemerintah yang menargetkan 1,2 juta liter minyak goreng subsidi untuk menekan lonjakan harga," ujarnya.
Namun, dia menilai, harus dipastikan minyak goreng kemasan ekonomis INL segera beredar di seluruh wilayah Indonesia. Puan juga meyakini, merek tersebut tidak akan kalah dengan berbagai merek minyak goreng yang biasa ditemui di pasaran.